Persib Bandung resmi terkena sangsi setelah dalam pertandingan melawan Semen Padang di Stadion Si Jalak Harupat (Sabtu, 9/09/2017) membuat koreo "Save Rohingya" yang merupakan aksi solidaritas suporter Persib Bandung  terhadap etnis Rohingya di Myanmar, sehingga dalam aksi koreografi yang bertuliskan "Save Rohingya" merupakan pelanggaran disiplin, sehingga Persib harus mendapatkan imbasnya dengan harus membayar denda sesuai aturan yaitu 50 juta, akibat denda yang dijatuhkan PSSI untuk Persib, suporter Persib akan mengumpulkan koin untuk membayar denda tersebut.
Pro dan kontra yang terjadi terutama di media sosial yang setiap hari rame dan selalu ada tranding topic, merupakan ciri khas terjadi, apalagi ada berita yang menyangkut hal yang sensitip, meskipun sangsi itu benar dengan bukti yang otentik, tetapi hal ini menyangkut kemanusiaan, seakan-akan sangsi dibuat untuk kepentingan tertentu, terutama sudah menyangkut dalam ranah agama.
Persepakbolaan kita selalu dirundung masalah terutama klub yang memiliki suporternya besar, sehingga sedikit mengganggu kinerja persepakbolaan negeri ini, yang sedang memperbaiki prestasinya baik itu dalam bermain sepakbolanya maupun struktur organisasi yang kian hari mengalami perubahan dibanding sebelumnya yang terlihat acak-acakan sehingga dunia sepak bola Indonesia pernah dibekukan.
Menyadari akan terkena sangsi tentang koreagrafi yang bertuliskan "Save Rohingya" oleh suporter Persib Bandung (Bobotoh), ini bukti kesiapan atas sangsi tersebut demi aksi solidaritas atas tragedi kemanusiaan di Myanmar adalah hal positif meskipun melanggar aturan, alangkah baiknya jika tidak mempermasalahkan denda tersebut, supaya niat baik kita yang tulus ikhlas lebih sempurna daripada mempermasalahkannya malah menambah runyam situasi, berujung kepada situasi yang kurang kondusif diantara kedua belah pihak.
Hal positif disambut dengan baik oleh para pemain Persib untuk udunan seperti Achmad Jufrianto, dan pentolan Viking (Bobotoh), Yana Umar menunjukan keoptimisannya tentang mengumpulkan koin semua suporter untuk membayar denda 50 juta, ini merupakan hal yang bagus dan anggap saja menitip lapak melalui koreografi yang bertuliskan "Save Rohingya" dengan harga 50 juta, meskipun terkesan terlalu mahal, tetapi demi aksi kemanusiaan dengan niat yang ikhlas apalah arti sebuah uang, yang terpenting pesan itu telah disampaikan melalui Koreografi yang bertuliskan "Save Rohingya", mudah-mudahan didengar dunia.
Sangsi yang dijatuhkan terhadap Persib Bandung dengan alasan mencampur adukan masalah olaharaga dengan yang lain, sehingga dijatuhi denda senilai 50 juta, dengan mengharagai aksi baik Persib Bandung terhadap etnis Rohingya, sebetulnya sudah selesai, tetapi publik masih bertanya-tanya terutama membanding-bandingkan kejadian yang lain yang masuk ranah sepak bola, seperti kejadian bom paris dan lainnya, dan di zaman media sosial ini, masalahnya menjadi melebar dan terlena bahwa kita bermain bola untuk memperbaiki prestasi yang hanya sebuah hiburan masyarakat.
Mendinginkan suasana lebih baik daripada menggoreng suatu informasi karena riskan dimanfaatkan oleh pihak ketiga, apalagi situs PSSI tidak bisa diakses yang menurut informasi beberapa sumber yang dapat dipercaya bahwa situs tersebut mengalami pembanjakan setelah Persib terkena sangsi, disini kita perlu dituntut menyikapi masalah yang terjadi jangan sampai pihak ketiga memanfaatkan situasi, sehingga terjadinya keretakan antara suporter Persib (Persib Bandung) dengan PSSI sehingga mengganggu berjalanya kompetisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H