Mohon tunggu...
Agus Kusdinar
Agus Kusdinar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Content Creator/Exclusive Writer Narativ On Loc Desa Wisata/SWJ Ambassador 2023

Banyak Menulis tentang Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Media Sosial Sumber dari Penyebaran Hoaks?

31 Agustus 2017   14:01 Diperbarui: 1 September 2017   02:10 2498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi : Republika.co.id

Baru-baru ini kita mendengar berita tentang tertangkapnya Saracen, sebagai  kelompok penyebar berita Hoax juga penyebar ujaran kebencian sampai menjurus ke isu sara atas aksinya mereka mendapatkan penghasilan berupa materi yang cukup menjajikan dan modus ini terendus oleh pihak kepolisian, dan akhirnya pihak kepolosian menangkap beberapa tersangka, ini merupakan pembelajaran bagi kita tentang betapa pentingnya memilih juga memilah berita dengan croscek jika melihat berita terbaru jangan asal share lewat media sosial karena akan berakibat fatal jika hal itu terjadi.

Media sosial sebagai lumbung dan tempat berinteraksi tersebarnya berita Hoax terutama lewat grup Facebook dan Fan Page yang banyak pengikutnya juga ujaran kebencian di manfaatkan oleh mereka demi meraih sejumlah rupiah, meskipun akibat korban Hoax dan sejenisnya sangat berdampak negatip bagi kita terutama bagi mereka yang menelan berita secara mentah-mentah inpormasi tersebut tanpa di cari kebenaranya dengan asal share sehingga menguntungkan si pembuat penebar Hoax dan merugikan si pembaca karena setiap hari mengkonsumsi berita-berita Hoax.

Banyak media abal-abal yang di share lewat media sosial lewat pemilik akun pengguna tanpa melihat media tersebut dengan kebenaran beritanya yang terpenting berita tersebut berita terpanas supaya banyak yang berkomentar atau mendapatkan like dari pemilik akun lainnya, atau membuat thread sendiri dengan mengutip dari media lain dengan sedikit bumbu supaya terkesan lebih hot dan banyak pengguna akun lain yang menanggapi sehingga yang lainnya ikut men-share berita tersebut.

Fenomena media sosial  terutama Facebook yang sudah lumrah dengan pasukan Hater dan gaya Bully-nya siap melindungi berita tersebut yang di share atau di posting oleh yang mereka percayai, misal pemimimpin atau admin grup/Fan Page tersebut, meskipun berita tersebut merupakan berita bohong alias palsu alias belum tentu kebenaranya, dan disini kita di tuntut perlu jeli melihat fenomena tersebut supaya lebih selektip dalam menanggapi berita dengan cara membandingkan inpormasi tersebut dengan link-link yang lainnya terutama yang telah memiliki nama juga dapat di percaya dan jelas redaksinya.

Demi sebuah follower, komentar juga like di Fan Page juga akun pribadi atau aktipitas di Grup Facebook demi mendapatkan teman karena thread-thread selalu panas dan menjadi bahasan di grup dengan cara menyebarkan berita Hoax, supaya publik lebih tertarik dengan berita tersebut apalagi dengan cara penyebaran berita itu mendapatkan keuntungan besar dan menjajikan, ini merupakan tindakan keji dan kejam karena atas berita tersebut di pastikan ada yang di rugikan sehingga tak jarang terjadinya konplik juga keresahan, bahkan tindakan tersebut Majelis Ulama Indonesia (MUI), telah mengelurkan Fatwa Haram dan di sini saya sangat setuju karena sangat membahayakan.

Meningkatkan cara berpikir dalam mengkonsumsi sebuah informasi tanpa menelan mentah-mentah berita tersebut bagi setiap orang dan mencari kebenarannya berita tersebut merupakan langkah utama untuk meminimalisir penyebaran berita hoax terutama di media sosial tempat berinteraksi orang-orang dari berbagai elemen sosial, dari terbawah sampai dengan teratas ini perlu ada perhatian khusus baik dari masing-masing individu, swasta sampai dengan pemerintah, karena hal ini harus di selesaikan secara bersam-sama.

Penyebaran Hoax dan konten-konten sejenisnya yang berdampak negatip bagi kita, terutama lewat media sosial Facebook dan sejenisnya semakin hari semakin tidak bisa di kendalikan, karena semakin bertambahnya pengguna akun media sosial tanpa di barengi dan memahami membedakan mana berita aseli atau palsu, hal ini di perlukan supaya lebih bijak dalam menggunakan media sosial, tidak hanya sekedar iseng atau mendapatkan pengikut yang banyak dengan ribuan komentar dan likenya apalagi hal ini menjadikan ladang pencari rupiah dengan berbuat semaunya tanpa berpikir panjang betapa tidak baiknya dan merugikan orang lain atas tindakan tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun