Mohon tunggu...
Agus Kusdinar
Agus Kusdinar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Content Creator/Exclusive Writer Narativ On Loc Desa Wisata/SWJ Ambassador 2023

Banyak Menulis tentang Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Bola

Tugas Berat Bagi Seorang Luis Milla

25 Agustus 2017   23:55 Diperbarui: 26 Agustus 2017   05:52 1272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Partai semifinal yang akan di selenggarakan hari sabtu tanggal 26 Agustus 2017 mempertemukan Timnas Indonesia U-22 melawan Timnas Malaysia U-22, merupakan tantangan besar seorang pelatih Luis Milla yang selalu di dampingi asistennya Bima Sakti dalam memenangkan pertandingan demi meraih tiket ke babak final, karena harus melawan tuan rumah Malaysia yang di pastikan aura sebagai tuan rumah sangat besar selain akan di saksikan langsung oleh ribuan suporternya, Timnas Malaysia punya keyakinan bakal mengalahkan Indonesia, karena di babak kualifikasi piala Asia, Timnas Indonesia mengalami kekalahan yang cukup telak dengan skor 3-0, oleh karena tim tuan rumah sangat percaya diri untuk mengalahkan Timnas Indonesia.

Mengolah dan meracik pemain seadanya, karena tiga pemain pilar Timnas Indonesia tidak bisa di turunkan di semifinal termasuk bek tangguh yang juga kapten Timnas Indonesia U-22 yang mendapatkan kartu kuning yang kedua kalinya di menit akhir melawat Kamboja mendapat ganjaran kartu kuning karena di anggap memprovokasi, padahal berniat melerai karena terjadi insiden di lapangan antara pemain Timnas yaitu Marinus dengan pemain Kamboja.

Penjaga gawang pelapis Kurniawan Kartika Aji yaitu Satria Tama yang sukses menjaga gawang Timnas Indonesia ketika berhadapan melawan Vietnam tidak bisa di boyong, karena mengalami cedera dan penjaga gawang utama Kurniawan Kartika Aji belum fit seratus persen, tetapi karena krisis penjaga gawang beliau terpaksa harus di turunkan di semifinal melawan Malaysia dan sebagai pelapisnya adalah penjaga gawang ketiga.

Target masuk ke babak final karena sejak tahun 1991, Indonesia paceklik gelar juara di ajang Sea Games dan di tahun 2017 yang di adakan di Kuala Lumpur Malaysia, tuntutan juga beban kini di pikul sang juru taktik Luis Milla, di karenakan skuat yang sekarang ini merupakan skuat terbaik Timnas Indonesia U-22, dengan bukti anatara pemain cadangan dan pemain inti memiliki kualitas yang hampir sama, juga perjalanan menuju semifinal cukup baik dengan hanya kemasukan satu gol dan tak pernah terkalahkan.

Memutar otak untuk menerapkan strategi di lapangan dengan posisi pincang, karena sedikit darurat pemain di karenakan mendapatkan akumulasi kartu kuning, membutuhkan formula yang jitu untuk membalikan keadaan, dengan keoptimisan Timnas Malaysia untuk memenangkan pertandingan merupakan tugas berat yang bakal di emban sang pelatih yang berkewarganegaraan Spanyol ini, dan jika bisa melewati masa-masa sulit itu dan masuk ke babak final, bisa jadi tiket gelar juara Sea Games akan di pegang Indonesia, meskipun jika di pertandingan final nanti menghadapi tim tangguh Thailand, yang pernah bertemu di babak penyisihan dengan di akhiri skor 1-1, tetapi dengan permainan Timnas Indonesia U-22 seperti sekarang ini ketika melawan Timnas Thailand U-22 di babak penyisihan, jika bertemu di babak final yakin Indonesia bisa melewatinya.

Komunikasi antara asisten pelatih Bima Sakti di pinggir lapangan sangat berpengaruh untuk memberikan instruksi di lapangan dan memompa semangat juang Timnas Indonesia, dan atas instruksinya terbukti berhasil melewati babak penyisihan di grup B, dan itu sangat di harapkan ketika di semifinal ketika melawan Timnas Malaysia U-22, karena melawan tim tuan rumah Malaysia merupakan tugas berat bagi Indonesia, oleh karena itu berbagai cara harus di lakukan demi menggapai mimpi sebagai sang juara.

Tugas berat Luis Milla untuk membunuh keoptimisan Timnas Malaysia dengan mengeluarkan segala kemampuan yang di miliki, untuk meracika pasukan Garuda Muda berlaga agar bisa membalikan keadaan dan keoptimisan tersebut bisa saja menjadi boomerang dan tekanan beban mental bagi Timnas Malaysia untuk meraih kemenangan, dan sebaliknya Timnas Indonesia harus bisa memanfaatkan ruang juga celah untuk bermain lebih tenang dengan memperkuat pertahanan dengan sesekali menyerang lewat serangan balik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun