Berawal dari kejadian hingga merenggut korban bobotoh karena kesalahpahaman, bernama Ricko Andrean warga Cicadas Kota Bandung, yang masih berusia muda 22 tahun, pada hari sabtu tanggal 22 juli 2017 ketika sedang menyaksikan pertandingan Persib Bandung dan Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), dan beliau meninggalkan kita semua (Wafat) Â tanggal 27 juli 2017 tepatnya hari kamis, hal ini merupakan pukulan keras bagi suporter di negeri ini bukan hanya Bobotoh (Persib Bandung) juga Jakmania (Persija Jakarta).
Dua suporter ini (Bobotoh dan The Jakmania) telah lama berseteru dan berbagai upaya damai sering di lakukan oleh kedua belah pihak melalui pimpinan mereka, dalam hal ini Bobotoh sebagai suporter Persib Bandung dan The Jakmania yang merupakan suporter Persija Jakarta tetapi sering menemui jalan buntu sehingga kejadian-kejadian kekerasan yang berakhir anarkis sering terjadi sehingga jatuhnya korban, dan tragedi terakhir terjadi hari sabtu tanggal 22 juli 2017 di stadion GBLA sampai merenggut koraban nyawa dari pihak bobotoh oleh bobotoh itu sendiri, sehingga virus perdamaian menggema di dunia maya juga di dunia nyata, untuk mengakhiri perseteruan tersebut supaya tidak ada Ricko-Ricko selanjutnya.Â
Sebuah hal positif dan merupakan perkembangan yang begitu baik, karena sudah bertahun-tahun upaya damai tidak dapat terealisasikan, apalagi Heru Joko sebagai ketua Viking yang mewakili bobotoh (Persib Bandung) Â juga Ferry Indra Sjarief sebagai Ketua Jakmania yang mewakili suporter Persija sepakat untuk menyebarkan virus perdamain, guna untuk menghentikan konflik yang terjadi sehingga merenggut korban yang belakangan ini sering terjadi.Â
20476589-317468395343323-6407002463261033694-n-597c2b32a49e62340a64e283.jpg
Gelar aksi nyata di Stadion Patriot Bekasi antara Bobotoh dan Jakmania Jumat malam tanggal 28 Juli 2017 adalah awal yang baik dan merupakan sejarah awal perdamaian antara ke dua suporter tersebut yang selama ini sulit di wujudkan meskipun berbagai upaya telah di lakukan dengan berbagai cara sampai lewat media sosial yang merupakan sumber paling efektif bagi mereka yang biasa berkumpul untuk berkomunikasi secara terbuka.Â
Jika melihat kejadian semalam (Jumat 28/07/2017) tentang gelar aksi damai antara dua suporter mungkin terasa mimpi tetapi ini adalah kenyataan, penulis sangat terharu melihat perjuangan mereka dari kedua belah pihak sambil menyalakan lilin, baik itu dari Bobotoh maupun Jakmania dengan membentangkan sal masing-masing secara bersamaan dengan bertuliskan Forza Persib dan Forza Persija dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Indonesia Pusaka, ini adalah pemandangan unik yang sebelumnya sulit terjadi, dan di butuhkan kesadaran dari kedua belah pihak, mulai dari suporter yang paling bawah sampai dengan suporter yang paling atas.Â
Meskipun konplik antar suporter sepakbola di dunia ini sudah terbiasa, tapi kita sebagai penikmat/penyuka/penonton sepak bola harus perlu kita ketahui rivalitas hanya 2x45 menit di lapangan dan selanjutnya kita adalah saudara, sehingga tak perlu terjadi kekerasan dalam sepak bola apalagi sampai jatuhnya korban, karena kita di sini hanyalah sebagai penonton/suporter untuk menikmati jalannya pertandingan di lapangan selama 2x45 menit, bukan untuk tawuran sebelum, sedang berlangsung  juga sesudahnya pertandingan sehingga menimbulkan jatuhnya korban hanya untuk sekedar menonton sepak bola belaka.Â
Mewarisi hal-hal yang baik merupakan tugas kita sebagai umat beragama, bukan mewariskan hal-hal yang merupakan kebencian yang berantai sehingga menimbulkan balas dendam sampai anak cucu kita, karena itu merupakan dosa besar, yang akan di pertanggung jawabkan di akhir khayat nanti.Â
Menyebarkan virus perdamain baik itu di media sosial ataupun di kehidupan sehari-hari (Kehidupan nyata), itu merupakan hal yang baik dalam mengupayakan perdamaian dari kedua belah pihak dan untuk memperbaiki prilaku-prilaku saudara kita terutama yang masih berusia muda, mulai dari bahasanya yang selama ini kurang baik (menggunakan bahasa kasar), sampai prilaku-prilaku kesehariannya, karena itu tugas kita untuk memperbaiki dari berbagai elemen dan di perlukan kesadaran dari diri kita sendiri karena hal ini sudah tidak dapat di diamkan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Bola Selengkapnya