Mohon tunggu...
Agus Kusdinar
Agus Kusdinar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Content Creator/Exclusive Writer Narativ On Loc Desa Wisata/SWJ Ambassador 2023

Banyak Menulis tentang Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berikan Anak Kebebasan Sesuai dengan Masanya

21 Juli 2017   23:37 Diperbarui: 22 Juli 2017   00:45 1978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak-anak identik dengan kebahagiaan, karena ada istilah Masa Kecil Kurang Bahagia,itu berarti massa kecil butuh kebebasan meskipun kebebasan itu tidak lepas dengan pantauan/bimbingan orang tua sebagai orang yang mempunyai hak seutuhnya untuk mendidik, membimbing agar besar nanti menjadi orang yang berguna bagi dirinya, Keluarga, Agama, Bangsa dan Negara.

Bersepeda bersama, main kelereng, sampai bermain Game Play Station merupakan hal yang sering di lakukan untuk mengisi hari-harinya bersama teman sebayanya itu adalah kebutuhan anak-anak setelah mereka belajar baik yang bersipat formal maupun non formal, meskipun mereka kadang menjengkelkan karena sering lupa waktu dan membuat gaduh masyarakat setempat dengan prilakunya.

Ingin menjadi sosok yang di idolakannya adalah karakter anak-anak meskipun keinginannya sangat mustahil, misal ingin jadi Superman atau Sosok pemain bola yang terkenal di dunia film anak Kapten Tsubasa yang memiliki tendangan ajaib, dan kostumnya pun mereka tiru seperti halnya tokoh yang di idolakan.

Prilaku demikian adalah prilaku yang wajar karena itu massanya mereka, jika prilaku mereka ingin seperti prilaku orang dewasa itu hal yang perlu kita pertanyakan, karena zaman sekarang adalah zamannya di mana inpormasi mereka bisa dapatkan baik melalui Internet maupun televisi yang akan mempengaruhi prilaku mereka yang tidak sesuai dengan usianya.

Siaran-siaran televisi terutama sinetron yang mengisahkan cerita dewasa yang kebnyakan menceritakan kisah cinta atau prilaku kekerasan sangat mempengaruhi mental si anak untuk menirunya, sehingga zaman sekarang banyak anak-anak yang prilakunya tidak sesuai dengan usianya yang seharusnya berprilaku seperti halnya seorang anak.

dokpri
dokpri
Sistem kekang tidak baik buat anak-anak, bebaskan mereka untuk bisa bermain, bergaul dengan anak sebayanya seperti yang sering mereka tonton di film Adit dan Sopo Jarwo atau Doraemonyang identik dengan dengan prilaku anak dan kehidupan sosialnya, seperti halnya anak zaman baheula (Zaman dulu) dengan favoritnya serial film Si Unyil,yang mengisahkan tiga sahabat Unyil, Ucrit dan Usro dengan sosok yang terkenal galaknya yaitu Pak Raden.

Banyak pengaruh akibat berlebihan dalam bermain game, sehingga hal negatip yang mereka dapatkan karena pengaruh tekhnologi zaman sekarang dan ini perlu perhatian orang tua untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan, karena game tidak semuanya cocok untuk anak-anak yang masih polos dalam menanggapi sesuatu sehingga mereka tiru.

Game Play Station Smack Down, GTA adalah contoh kecil sehingga si anak cenderung mengikutinya dan mereka peragakan di kehidupan mereka sehingga riskan terjadi sesuatu yang membahayakan bagi mereka sendiri, yang di takutkan prilaku mereka di bawa sampai mereka tumbuh besar menjadi orang dewasa.

dokpri
dokpri
Berlari, melompat, bergerombol bergaul dengan teman sebayanya biarkan mereka untuk menikmati massa anak-anaknya karena massa kecil merupakan massa untuk mencari kebahagiaan sesuai dengan usianya dan baik untuk mendidik mental si anak untuk bersosialisasi dengan anak-anak yang lain karena baik juga untuk mendidik mental si anak, jangan sampai ketika beranjak dewasa seperti anak-anak karena massa kecilnya terlalu di kekang oleh orang tua, sehingga kurang mandiri dalam menjalani kehidupannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun