Mendengar radio rasanya teringat masa lalu sebelum mengenal Internet, juga siaran Televisi pada waktu itu yang saya tahu hanya TVRI dan warnanya masih hitam putih, setelah itu lahirlah Televisi berwarna.
Masih ingat siaran Radio yang di tunggu-tunggu adalah Dongeng sunda Wa Kepoh atau Mang Jaya merupakan acara Dongeng sunda paling pavorit waktu itu apalagi serial si Rawing milik Wa kepoh memiliki penggemar yang cukup banyak di Jawa barat.
Selain Dongeng sunda Sandiwara radio juga merupakan acara yang di minati bagi para pendengar setia radio yang menyiarkannya, kisah Brama Kumbara dan adiknya Mantili menjadi cerita yang di tunggu-tunggu, meskipun hanya berupa suara tetapi suara itu menggambarkan karakter pemeran kisah seseorang dalam sandiwara tersebut sehingga daya imajinasi semakin tinggi membuat sandiwara radio waktu itu jadi buah bibiir di mana waktu senggang saling bercerita tentang kisah episode yang telah di dengarkan sebelumnya, baik di sekolahan, tempat kerja, di warung dll.
Radio waktu itu berperan penting sebagai Media hiburan juga Inpormasi pada massa-massa belum mengenal dunia Internet juga Televisi yang memiliki chanel beragam, mulai dari berita yang biasa di siarkan oleh RRI sampai mendengarkan siaran Sepak bola secara langsung.
Radio tergolong perangkat yang lumayan bisa bertahan meskipun sebagian sudah kurang dilirik oleh sebagian orang, di tengah-tengah berkembangnya teknologi yang semakin pesat, tetapi radio masih tetap ada dan bisa kita temukan di perangkat-perangkat lain misal di smartphone yang merupakan alat sarana komunikasi paling canggih di abad ini, terbukti radio masih di perlukan dan massaya tidak akan habis, di karenakan gampang di akses dan simple serta di gunakan di mana saja kita berada tidak perlu susah dalam menggunakannaya misal sambil nongkrong, menggunakan kendaraan, jalan, berkumpul sama teman/keluarga, tinggal kita mendengarkannya dengan menggunakan Headset atau tanpa Headset.
Radio di gunakan untuk Inpormasi bencana sangat pas karena selain perangkatnya terjangkau oleh berbagai kalangan penggunaanya juga sangat simple, di karenakan radio juga ada di Smartphone merupakan alat yang sering kita gunakan pada abad ini tiap menit, jam, hari, karena hari-hari kita tidak bisa terpisahkan dengannya.
Radio juga harganya sangat terjangkau oleh setiap kalangan, kita bisa temukan radio yang ukurannya kecil dengan harga hanya puluhan ribu alat dengarnya mengguanakan headset, itu membuktikan bahwa radio merupakan sarana perangkat elektronik yang bisa di gunakan oleh berbagai kalangan terutama kalangan bawah, jadi sangatlah cocok jika BNPB akan mengadakan program sadar bencana lewat radio.
Bencana tidak hanya berlaku di pelosok, bencana juga banyak menyerang kota besar contoh yang kongkret bencana sosial berupa teror, konplik dll, ini perlu di perhatikan dengan siaga bencana karena bencana tidak mengenal waktu oleh karena itu perlu edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mulai dari desa sampai masyarakat perkotaan menggunakan perangkat yang di seragamkan yaitu radio.
Mari kita tingkatkan budaya sadar bencana mengingat negara kita rentan dan beresiko menghadapi bencana karena keadaan geografisnya.