"Kayu Patah diatas Genting, Ayo kita Cegah Stunting"
Ketika kita membicarakan stunting, seringkali yang terbayang adalah masalah kesehatan fisik semata. Namun, di balik angka dan statistik yang mengkhawatirkan, tersimpan makna yang jauh lebih dalam. Sosialisasi tentang pencegahan dan penanganan stunting bukan sekadar upaya teknis, melainkan juga perjalanan filosofis yang memperkaya makna kemanusiaan kita.
Sosialisasi memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi dan pengetahuan tentang stunting. Ketika masyarakat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang penyebab dan akibat stunting, langkah-langkah preventif dapat dilakukan secara lebih efektif. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa sosialisasi yang baik dapat menurunkan angka kejadian stunting secara signifikan.Â
Namun, sosialisasi bukan sekadar tentang menyebarkan informasi secara teknis. Di balik setiap brosur, poster, atau kampanye sosial, terdapat upaya yang lebih dalam untuk membentuk kesadaran kolektif akan pentingnya peran setiap individu dalam mencegah stunting.Â
Inilah yang membuat sosialisasi memiliki dampak jauh lebih luas daripada sekadar pengetahuan; sosialisasi menciptakan ikatan emosional dan nilai-nilai bersama yang mendorong tindakan nyata.
Bahwa setiap anak memiliki hak yang sama untuk tumbuh kembang dengan optimal, dan setiap orang memiliki tanggung jawab moral untuk mendukung realisasi hak tersebut.
Dalam perjalanan filosofis ini, kita belajar bahwa sosialisasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau lembaga kesehatan semata. Setiap individu, dari ibu rumah tangga hingga pejabat publik, memiliki peran penting dalam menyebarkan kesadaran akan stunting.Â
Melalui tindakan sederhana seperti menyebarkan informasi di lingkungan sekitar atau terlibat dalam kegiatan sosial yang mendukung pencegahan stunting, kita membentuk pola pikir kolektif yang inklusif dan proaktif.