Saat memandang danau yang tenang dan memesona, seringkali kita tidak menyadari keajaiban sejarah yang tersimpan di baliknya. Tasik Ardi, sebuah danau buatan yang menjelma menjadi saksi bisu perjalanan waktu, menawarkan lebih dari sekedar pemandangan yang memikat. Dibangun pada masa pemerintahan Maulana Yusuf (1570-1580) di sebelah tenggara Keraton Surosowan, pusat pemerintahan Kesultanan Banten, Tasik Ardi bertebaran pesona sejarah yang patut untuk dijelajahi lebih dalam.(Sejarawan Banten)
Ketika kita melangkah melintasi tepian danau yang dikelilingi oleh kehijauan alam, kita turut dibawa dalam petualangan melintasi lorong waktu menuju masa lalu yang gemilang. Pada zamannya, pembangunan Tasik Ardi bukan hanya sekadar proyek konstruksi biasa, melainkan simbol kekuatan dan kecemerlangan sekaligus. Maulana Yusuf, dengan kebijaksanaannya, merancang danau ini tidak hanya sebagai elemen estetika semata, tetapi juga sebagai manifestasi keagungan Kesultanan Banten.
Tak hanya sebagai peninggalan sejarah semata, Tasik Ardi juga mencerminkan kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh pakar sejarah lokal, Dr. Siti Nurlela, disebutkan bahwa keberadaan danau buatan ini turut menjadi penyangga kehidupan masyarakat sekitar pada masa lampau. Sistem irigasi yang terintegrasikan dengan baik memastikan kesuburan tanah hingga terciptanya lahan pertanian yang lestari.
Namun, di balik gemerlap kejayaan danau ini, terdapat pula cerita kelam yang mengiringi perjalanan panjangnya. Konflik politik dan perubahan zaman telah menjadikan Tasikardi sebagai saksi bisu dari rentetan peristiwa bersejarah. Meskipun demikian, danau ini tetap megah berdiri, mengingatkan kita akan kekuatan spiritual dan ketahanan struktural yang melekat pada setiap tetes airnya.
Sebagai manusia modern yang tak lepas dari keterhubungan dengan masa lalu, menjelajahi keindahan Tasik Ardi bukan sekedar perjalanan fisik, melainkan juga perjalanan spiritual. Di tengah hiruk pikuk kehidupan kota yang semakin padat, kehadiran danau ini seperti menjadi oase yang mengingatkan kita akan kelembutan alam dan kearifan nenek moyang. Melalui cerminan keajaiban sejarah di Tasik Ardi, kita diajak untuk merenung, menghargai, dan merayakan warisan budaya yang telah ada sejak ratusan tahun lalu.(a.holid/srg)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI