Motivasi eksternal dibutuhkan saat harus menulis--Agus Hermawan
Seorang sahabat di kompasiana mengirim pesan singkat, "Kemana aja, kok gak pernah nulis lagi di kompasiana?". Pesan singkat itu saya terima hari kamis. "Tolong ingatkan lagi hari minggu, besok soalnya saya mau ke luar kota, ok?" jawab saya.
Besoknya saya berangkat menuju Jakarta memenuhi undangan Direktorat PSMA Kemdikbud untuk membicarakan materi sosialisasi Kurikulum 2013 pada tahun 2014 ini yang akan dibuat dalam bentuk film untuk konsumsi masyarakat agar mudah dipahami.
Di luar dugaan saya ketemu kawan lama. Anehnya setelah kami bersalaman, pertanyaan pertama yang dia sampaikan adalah "Kang mana buku-buku tulisan akang, saya minta dong?", sebelum saya menjawab, "Kang, saya di rumah sudah membuat perpustakaan pribadi jadi saya butuh buku-buku untuk senantiasa dibaca". Kalau sudah berbicara buku semangat saya untuk berbincang pun muncul, apalagi membincangkan buku dan seluk beluknya termasuk tentu saja menulis".
Dua stimulus itulah yang membuat saya menulis artikel ini. Memang menulis mirip dengan bersepeda. Setelah lama tidak bersepeda ketika digunakan lagi agak kaku dan goyang pun dengan menulis agak kaku namun goyangannya tak sehebat bersepeda hehe ....
Oleh kawan pertama saya diingatkan agar dikala sibuk pun menulis jangan ditinggalkan. Dia pernah berkunjung ke rumah saya. Dan betapa terkejutnya dia mana kala mengetahui bahwa banyak naskah buju saya yang belum diterbitkan. Konon, kawan ini yang guru bahasa dan sastra Indonesia di sebuah SMA termotivasi untuk menulis buku, ketika mengetahui, saya, yang guru kimia bisa melahirkan beberapa buku yang telah diterbitkan.
Kawan ini kerap menulis artikel di kompasiana dan beberapa koran nasional. Saya tidak menyangsikan kepiawaiannya dalam hal menulis, wong guru bahasa.
Semoga dia membaca arikel ini dan semoga tidak lama lagi saya mendapat kabar bahwa buku petamanya telah terbit.
Seperti kawan pertama. Kawan kedua pun penikmat buku-buku saya. Barangkali telah berkali-kali buku saya dibaca beliau (GR) sehingga tampilannya sudah kurang menarik secara fisik. Bisa jadi untuk melengkapi perpustakaan barunya beliau butuh buku-buku baru agar lebih mempercantik keadaan. Saya akhirnya mengantar buku-buku tersebut ke hotel Preanger. Kebetulan mulai sabtu beliau bersama keluarga berlibur di Bandung.
Terkadang menulis membutuhkan rangsangan dari pihak luar. Saya, entah berapa bulan tidak menulis di kompasiana dan atas rangsangan dua sahabat tadi munculah tulisan ini.
Tulisan ini seperti biasa ditulis di Rumah Sakit Al Islam Bandung sembari menunggu panggilan pendaftaran.