Mohon tunggu...
Dr. Agus Hermanto
Dr. Agus Hermanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Hukum Keluarga Islam

Dr. Agus Hermanto adalah dosen di salah satu Perguruan Tinggi di Lampung, selain itu juga aktif menulis buku, jurnal, dan opini. Penulis juga aktif di bidang kajian moderasi beragama, gender dan beberapa kajian kontemporer lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Permainan Kuno yang Saat Ini Mencekam

21 November 2024   22:14 Diperbarui: 21 November 2024   23:08 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Permainan Kuno Yang Saat Ini Mencekam

Dr. Agus Hermanto, MHI

Kejadian sadis saat ini kerap kali terjadi dan terkuak pada banyaknya informasi di media sosial, yang tidak lain bahwa kejadian itu adalah permainan generasi lampau seperti bullying yang kerap terjadi pada saat ini. 

Becanda pada konteks lalu yang biasa dan kerap dilakukan oleh seorang kawan di sekolah atau tempat bermain kepada teman lainnya, mungkin dianggap biasa dan lumrah, bahkan hampir setiap anak pada masa lalu memiliki julukan nama yang bukan nama asli pemberian orang tuanya, seperti nama gatot, gendon, klowor, bedul dan lainnya. 

Belum lagi ejekan-ejekan fisik lainnya seperti blendong, cungkring, dan lainnya. Hal ini merupakan hal biasa pada masa lalu terjadi, bahkan bagian dari keakraban dan kedekatan kawan terhadap kawan lainnya.

Sedikit berbeda pada saat ini, bullying kerap kali berujung pada tindakan yang menyentuh wilayah hukum akibat tanggapan serius dari pihak yang mendapatkan bully dan atau karena cara bullying yang terjadi pada generasi saat ini melebihi kapasitas bercanda dalam hal persahabatan. 

Banyak kejadian serupa yang kemudian menyebabkan pada sikap yang mengarah keranah hukum akibat ejekan yang dilakukan oleh kawan terhadap kawan lainnya. Pergeseran ini entah karena kehidupan dan pola hidup dan bergaul memang telah berubah, atau kemajuan teknologi yang kerap kali mampu menyadap setiap tinggal laku manusia yang menjadi jejak digital atau memang nilai sosial generasi pada saat ini sudah mulai pudar dan nyaris rapuh.

Sangat miris ketika kita melihat realita saat ini, disadari atau tidak bahwa realita-realita itu kerap hadir di berenda kita bahkan media sosial yang kita gunakan, kejadian wajar yang terjadi pada masa lalu yang dianggap biasa dan menjadi fenomena aneh pada saat ini dapat diperhatikan pada beberapa hal.

Misalnya pada masa lalu menjegal kawan bermain dianggap biasa karena mungkin tempat menjegal tersebut menyebabkan kawan lainnya jatuh ke tanah, sehingga tidak akan menimbulkan dampak serius pada fisik kawannya, namun pada saat ini kerap kita lihat penjegalan kawan terhadap kawan main atau sekelasnya sering menyebabkan dampak serius seperti luka fisiknya bahkan sampai luka pada anggota-anggota fisik lainnya yang menyebabkan cacat serta luka. 

Ejekan pada seseorang yang dulu dianggap biasa, kini menjadi hal yang terkadang, karena privasi seseorang atau anak pada saat ini ketika terjadi hal yang demikian akan langsung menyentuh mental hingga rasa sakit hati yang kerap berujung pada kerusakan mental dan kelemahan serta ketertinggalan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun