Mohon tunggu...
Dr. Agus Hermanto
Dr. Agus Hermanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Hukum Keluarga Islam

Dr. Agus Hermanto adalah dosen di salah satu Perguruan Tinggi di Lampung, selain itu juga aktif menulis buku, jurnal, dan opini. Penulis juga aktif di bidang kajian moderasi beragama, gender dan beberapa kajian kontemporer lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Berbasis Ekologi

11 November 2024   10:00 Diperbarui: 11 November 2024   10:11 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ekologi dalam Proses Belajar Mengajar

Membangun sebuah ruang (lingkungan) dalam proses pembelajaran dikelas tidaklah mudah, karena proses belajar mengajar adalah sebuah proses pentransferan ilmu dari seorang pendidik kepada peserta didiknya. Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang berbasis ekologi, seorang guru harus menyiapkan RPS yang berbasis ekologi, yang tentunya seirama dengan kurikulumnya yang juga berbasis ekologi, begitu juga media yang digunakan oleh guru kepada muridnya harus pula memenuhi standar ekologi.

Langkah selanjutnya bahwa lingkungan (ruang belajar) haruslah benar-benar layak untuk dimanfaatkan sebagai ruang belajar, sehingga dapat dilihat para jumlah peserta didik dan ukuran ruangannya, hingga bangku yang dibutuhkan dan juga letak papan tulis serta ventilasi udah yang dibutuhkan terpenuhi, hingga sirkulasi udara senantiasa seimbang antara udah yang dibutuhkan dan yang keluar, karena ruang yang sempit dan panas suhunya akan mengganggu konsentrasi belajar, belum lagi ditambah dengan sinar lampu atau kecerahan ruangan juga akan menjadi barometer yang penting untuk dibuat layak. Jika hal ini masih sulit diwujudkan, maka sejatinya proses belajar berbasis ekologi ini terlalu memaksa untuk dinyatakan.

Selain perangkat mengajar dan ruang belajar yang memadai serta sirkulasi ruangan yang layak, keberadaan para peserta didik juga akan membangun peserta didik untuk senantiasa mentransfer ilmunya dengan benar dan nyaman, misalnya dalam suatu kelas terdapat peserta didik yang celometan (banyak bicara yang tidak penting, atau bertanya sesuatu yang tidak penting), tentunya akan menganggu kestabilan dalam proses belajar mengajar, inspirasi seorang pendidik akan mati manakala peserta didik ramai, dan tidak tercipta lingkungan yang kondusif, sehingga proses ini akan terhambat.

Hal lain yang juga sangat penting yaitu kebersihan ruangan belajar, sebuah ruangan yang kotor akan menunjukkan pada suatu sikap buruk yang dilestarikan. Sehingga sikap itu akan juga menjadi paradigma pada diri peserta didik untuk tidak peka terhadap kebersihan. Untuk itu, maka menjaga kebersihan merupakan suatu hal yang lazim dilakukan oleh kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun