Mohon tunggu...
Dr. Agus Hermanto
Dr. Agus Hermanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Hukum Keluarga Islam

Dr. Agus Hermanto adalah dosen di salah satu Perguruan Tinggi di Lampung, selain itu juga aktif menulis buku, jurnal, dan opini. Penulis juga aktif di bidang kajian moderasi beragama, gender dan beberapa kajian kontemporer lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Inspirasi menulis kedelapan

29 Oktober 2022   09:17 Diperbarui: 29 Oktober 2022   09:20 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Cara Cepat Menulis Karya Ilmiah

Ada sebuah ungkapan yang menarik "skripsi yang baik adalah skripsi yang ditandatangani oleh pembimbingnya". Kalimat ini sederhana, namun sangat mendalam dan dapat meredam kita, artinya bahwa tulisan yang baik adalah yang ditandatangani oleh pembimbing, namun bahwa pembimbing sesungguhnya tidak akan tanda tangan jika naskahnya belum sesuai prinsip-prinsip skripsi, kalau berkaitan baik dan buruknya suatu karya adalah bersifat relatif, artinya hal yang berkaitan dengan tulisan baik, bisa jadi dilihat oleh orang lain tidak baik, atau sebaliknya bahwa tulisan yang kurang baik, mungkin juga ada yang menilai itu baik, namun yang menjadi prinsip adalah bagaimana prinsip dari panduan yang menjadi rujukan telah terpenuhi.

Ada beberapa langkah untuk dapat mempercepat karya kita adalah, pertama kita harus sadar bahwa naskah atau pemikiran dalam suatu buku tidak akan loncat dengan sendirinya, melainkan harus ditulis, adapun logika penulisan tersebut adalah, jika kita dalam sehari dapat menghasilkan 2 lembar, maka dalam satu bulan berarti kita akan mampu menulis 60 halaman, dan jika sehari kita mampu menulis 3 halaman, berarti dalam waktu satu bulan kita telah menghasilkan 90 lembar, artinya bahwa skripsi dapat diselesaikan dalam satu bulan.

Langkah kedua, tulisan yang baik adalah ketika kita mencantumkan beberapa ungkapan para pemikir, misalnya tentang konsep zakat kontemporer, kita hadirkan beberapa ungkapan atau pendapat para pakar, lalu kita berbicara dengan cara memilih kriteria yang paling pas menurut kita, dengan ungkapan misalnya, saya lebih cenderung dengan pendapat diantara para pakar tersebut.

Langkah ketiga adalah membuat online atau rencana daftar isi, sehingga tahapan demi tahapan dalam penulisan dapat kita lakukan dengan mudah, selain itu juga kita harus siapkan lakukan tahap selanjutnya.

Tahapan kelima, buatlah folder yang berisikan bab-bab, mulai dari bab pertama hingga bab kelima, mana yang menurut kita layak diisi, maka tulislah, dalam sebuah tulisan harus kita siapkan novelty yang akan kita tawarkan, agara tulisan kita lebih dapat dinikmati oleh orang lain, novelty ini dapat kita lihat dari beberapa kajian terdahulu yang relevan, sehingga sebuah kajian ada nilai barunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun