Mohon tunggu...
Agus Hermawan
Agus Hermawan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Problematika Penggunaan Bahasa di Kalangan Remaja

5 Februari 2018   15:53 Diperbarui: 5 Februari 2018   16:22 8531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di zaman modern seperti sekarang ini, pengaruh globalisasi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat terutama di kalangan remaja. Mereka berlomba untuk menampilkan diri kepada teman-temannya bahkan dunia bahwa dirinya merasa gaul dan tidak ketinggalan zaman. Tingkah laku yang ugal-ugalan, gaya berpakaian yang aneh, hingga penggunaan bahasa yang nyeleneh yang tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Bahasa yang dulu pernah baik adanya sekarang sudah jauh menyimpang dari bahasa yang sebenarnya. Bahkan yang sangat memprihatinkan lagi timbul kata-kata yang membuat kalangan remaja kita malu dan merasa kampungan jika berbahasa yang benar. Padahal, penggunaan Bahasa Indonesia yang benar akan memperlihatkan kepada dunia bahwa kita menjunjung tinggi Bangsa Indonesia. Bagaimana kita bisa dikatakan mengabdi kepada Bangsa Indonesia dan selalu mengikrarkan sumpah pemuda tetapi masih menggunakan bahasa yang tidak benar.

Penggunaan bahasa tidak baku (bahasa gaul) sering kali kita temui di lingkungan kita mulai dari remaja atau pelajar di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) sampai Perguruan Tinggi. Penggunaan bahasa ini sangat menyimpang dari bahasa yang sebenarnya. Contoh penggunaan bahasa yang tidak baku dalam pembicaraan kita, misalnya penggunaan kata : elo, gue, ngapain, enggak, dan lain-lain. Ini kata-kata yang sering diucapkan sehari-hari saat kita berbicara dengan teman-teman atau orang lain. Kata-kata ini tidak ada dan tidak sah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Karena seorang remaja ingin terlihat pintar dan gaul timbullah bahasa asing diantara kalimat-kalimat yang diucapkannya. Dalam kehidupan sehari-hari misalnya penggunaan bahasa asing juga sudah sering kita dengar, contohnya : you, thanks, yes, no, tomorrow, dan lain-lain. Hal ini juga sangat mempengaruhi gaya bahasa di kalangan remaja kita untuk berbahasa yang baik yang sesuai dengan budaya Bangsa Indonesia.

Maka dari itu kita selaku warga Indonesia wajib menjunjung tinggi harkat dan martabat Bangsa Indonesia melalui berbahasa Indonesai yang baik dan benar. Hal ini menjadi tugas kita sebagai remaja sekaligus pelajar yang masih peduli dengan Bahasa Indonesia. Kita tidak dapat memungkiri bahwa 'bahasa gaul' telah mengikis dan merusak Bahasa Indonesia. 

Oleh karena itu, sebagai generasi muda marilah kita menjaga dan melestarikan Bahasa Indonesia. Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan membiasakan diri menggunakan Bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah berbahasa yang baik mulai dari diri kita sendiri, karena hal besar berawal dari hal kecil. Setelah itu marilah kita mengajak teman-teman dan orang-orang di sekitar kita untuk menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Dengan demikian, niscaya Bahasa Indonesia akan terjaga keberadaannya sampai kapanpun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun