WHATSAPP TIDAK AMAN ???Â
    Akhir-akhir ini kita kembali di hebohkan dengan adanya berita bahwa Whatsapp tidak aman.Hal ini di kemukakan oleh . Pendiri aplikasi messaging Telegram, yakni Pavel Durov,dia berkomentar tentang hal ini, "Berita ini tidak mengejutkanku. Tahun lalu, WhatsApp harus mengakui mereka memiliki isu yang sangat mirip, video call tunggal adalah yang dibutuhkan hacker untuk mendapatkan akses dari data seluruh ponsel," sebut Durov.
     Tidak sampai di situ,durov pun sempat menulis yaitu "WhatsApp punya sebuah sejarah yang konsisten, dari tidak adanya penyandian pada saat ia diciptakan sampai masalah keamanan terus menerus yang anehnya cocok untuk tujuan mata-mata,". Walaupun pada tahun 2016 whatsapp pernah memberikan penyandian atau enkripsi yang membuat pesan hanya bisa di baca oleh penerima dan orang yang mengirimkan pesan saja, namun tetap saja hal itu masih di katakan tidak aman oleh para pakar keamanan.
     Bahkan endiri firma Blockchain Temtum. Richard Dennis, menyebutkan "Hack terbaru ini menunjukkan enkripsi bukanlah perlindungan hebat seperti yang dipikirkan orang. Serangan ini memang tidak menerobos enskripsi karena menyerang ponsel secara langsung sehingga hacker bisa mengaskes data sebelum dan sesudah dienskripsi," . dan belum lama ini pada bulan November kemarin facebook "mengatakan bahwa bug WhatsApp, dilacak sebagai CVE-2019-11931, dapat dipicu oleh penyerang yang mengirim file video MP4 kepada para korban".
      Namun whatsapp sendiri bukan berarti tinggal diam atau lepas tangan dengan hal ini, mereka terus berusaha agar pelayanan mereka jadi jauh lebih baik dan aman, "Kami membuat laporan publik tentang masalah potensial yang telah kami perbaiki, konsisten dengan praktik terbaik industri. Dalam hal ini, tidak ada alasan untuk percaya bahwa pengguna terkena dampak.".
      Dan yang di temukan oleh facebook ialah Alat peretasan itu sendiri, ternyata adalah Pegasus spyware, yang dikembangkan oleh perusahaan pengawasan Israel NSO Group, yang tidak mengungkapkan kliennya, tetapi mengklaim hanya menjual produk ke agen pemerintah. Facebook menuntut NSO Group, dengan mengklaim bahwa peretas menggunakan server dan layanan hosting "yang sebelumnya terkait" dengan perusahaan itu. Perusahaan Israel membantah melakukan kesalahan.
      Di Indonesia sendiri keminfo kita tidak tinggal diam dan terus memantau kasus peretasan whatsapp menggunakan software mata-mata Pegasus bautan israil ini. Namun jhonny mengatakan sejauh ini msih belum adanya korban dari pengguna Indonesia. "Sejauh ini monitoring kami belum terlihat (ada pengguna di Indonesia yang terdampak), tapi tidak bisa saya bilang tidak berdampak. Kalau nanti ternyata ada, bagaimana. Intinya kami lakukan monitoring," kata Johnny di Kantor Kemkominfo Jakarta usai bertemu dengan perwakilan Facebook dan WhatsApp, Kamis (7/11/2019).
      Namun jhonny sendiri mengatkan bahwa mereka msih akan berkoordinasi dengan badan siber dan sandi negara(BSSN)." Saya akan mengadakan pertemuan dengan BSSN secara privat, nanti kalau dikasih tahu semuanya, mereka bergerak dengan cara yang lain. Namanya juga spy kan harus hati-hati," ujar pria yang juga politisi Partai Nasdem ini."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H