Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Imlek 2025: Refleksi Tahun Naga Kayu dan Peran Gus Dur dalam Keberagaman Indonesia

30 Januari 2025   08:16 Diperbarui: 30 Januari 2025   09:18 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syeikh Umam Wiranu tepat sebelah kiri saya berkaus putih (Rabu, 29/1/2025) (dokumen Syeikh Sohimun)

Pendahuluan

Tahun Baru Imlek 2025 beriringan dengan perayaan Isra Mi'raj, memberikan masyarakat Indonesia kesempatan menikmati libur panjang dari Sabtu hingga Kamis. Fenomena ini tak hanya menghadirkan kemacetan di berbagai titik, sebagaimana yang saya saksikan di televisi, tetapi juga memperlihatkan bagaimana masyarakat dari berbagai latar belakang turut merayakan momen ini dengan sukacita. 

Bagi saya, Imlek tahun ini memiliki beberapa catatan penting yang menarik untuk dibahas, baik dari aspek budaya, sejarah, hingga refleksi pribadi.

Imlek dan Fenomena Cuaca

Baca juga: Gusdur dan Imlek

Bagi sebagian masyarakat, hujan saat perayaan Imlek dianggap sebagai pertanda baik. Malam Imlek kali ini, hujan turun tiada henti membasahi kota, menyebabkan genangan dan banjir di beberapa titik di Jakarta. Dari cerita yang saya dengar, ada kepercayaan bahwa jika Imlek tidak disertai hujan, maka tahun tersebut akan penuh dengan kesulitan atau bencana. Benar atau tidak, kepercayaan ini tetap menjadi bagian dari narasi budaya yang berkembang di masyarakat kita.

Gus Dur dan Imlek: Warisan Toleransi yang Tak Terlupakan

Di Indonesia, perayaan Imlek tidak bisa dilepaskan dari peran Presiden ke-4, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Beliau adalah sosok yang mengembalikan hak masyarakat Tionghoa untuk merayakan Imlek secara terbuka. 

Sebelum era reformasi, perayaan ini sempat mengalami pembatasan yang cukup ketat. Namun, dengan kebijakan Gus Dur, Imlek akhirnya diakui sebagai hari libur nasional dan masyarakat Tionghoa dapat kembali menjalankan tradisi mereka secara bebas.

Bagi saya pribadi, Gus Dur adalah salah satu tokoh yang saya idolakan. Pemikirannya tentang keberagaman dan kebebasan beragama menjadikannya sosok yang dihormati oleh berbagai lapisan masyarakat. 

Kebetulan, malam Imlek kali ini saya bertemu dengan salah satu orang dekat Gus Dur, Syeikh Umam Wiranu, di kediamannya di Beji, Depok. Dalam pertemuan ini, kami berbincang panjang lebar mengenai berbagai hal, termasuk makna Tahun Baru Imlek 2025 yang merupakan Tahun Naga Kayu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun