Pendahuluan
Belakangan ini, demam berburu koin dari aplikasi digital Jagat telah merebak luas. Saya sendiri pertama mendengar informasi ini dari anak saya, yang menginjak usia kelas 1 SMP.
Anak-anak muda hingga orang dewasa dengan antusias mengejar koin emas, perak, dan perunggu yang tersebar di berbagai lokasi. Dengan iming-iming hadiah fantastis, fenomena ini telah menciptakan euforia di kalangan masyarakat.Â
Namun, di balik keseruan tersebut, tersimpan kekhawatiran mendalam yang tidak boleh diabaikan yaitu kerusakan lingkungan, khususnya pada taman kota yang menjadi sasaran para pemburu koin.
Dikutip dari Kompas.com tanggal 11/01/2025: "Pejabat Walikota Bandung A Koswara mendapat laporan dari Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kota Bandung terkait taman kota yang rusak akibat ulah para pencari koin jagat."
Ketika Keseruan Berujung KerusakanÂ
Taman kota yang semula menjadi tempat bersantai, melepas penat, atau berolahraga kini berubah menjadi medan pencarian. Sayangnya, antusiasme yang meluap sering kali mengesampingkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.Â
Beberapa laporan menyebutkan bahwa tanaman rusak karena terinjak, dan sampah plastik berserakan di sekitar area perburuan. Situasi ini tentu bertolak belakang dengan tujuan awal keberadaan taman kota yaitu menciptakan ruang hijau yang indah dan lestari bagi warga.
Koin Jagat: Antara Hiburan dan Tantangan LingkunganÂ
Salah satu keunggulan dari aplikasi seperti Jagat adalah kemampuannya menghadirkan hiburan berbasis lokasi yang interaktif, tetapi hiburan ini seharusnya tidak hadir dengan mengorbankan keindahan dan kelestarian kota. Dalam permainan ini, koin sering kali diletakkan di area terbuka seperti taman atau lapangan, yang sayangnya sering kali tidak diiringi dengan aturan tegas untuk menjaga fasilitas tersebut.