Pendahuluan
Keputusan PSSI untuk mengganti Shin Tae yong (STY) sebagai pelatih timnas Indonesia telah menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta sepak bola tanah air. Pro dan kontra muncul dari berbagai sudut pandang, mulai dari pencapaian STY yang mengesankan hingga harapan terhadap pelatih baru.Â
Sebagai catatan, saya ada satu hal yang perlu ditekankan adalah bahwa pergantian pelatih ini harus dilihat sebagai peluang untuk melanjutkan fondasi yang telah dibangun STY, bukan untuk memulai kembali dari nol.
Warisan Shin Tae yong (STY)
Shin Tae yong meninggalkan jejak yang sangat berarti dalam sejarah persepakbolaan Indonesia. Salah satu kontribusi terbesarnya adalah peningkatan peringkat FIFA ketika timnas berhasil naik dari peringkat 173 ke 129, Ini merupakan cermin akumulasi pencapaian yang telah diraih STY selama bersama timnas.Â
Selain itu perlu digarisbawahi STY memberikan kepercayaan besar kepada pemain muda seperti Marselino Ferdinan, dan Pratama Arhan untuk tampil di level internasional. Langkah ini memberikan pengalaman berharga kepada mereka, memperkuat regenerasi timnas.
Perubahan signifikan yang dibawa STY juga terlihat dari peningkatan disiplin dan mentalitas bertanding pemain. Timnas kini tampil lebih percaya diri, terutama saat menghadapi lawan dengan peringkat lebih tinggi, meskipun kadang situasi berbalik ketika melawan tim dengan peringkat lebih rendah. Dalam hal ini sangat kontras ketika kita menyaksikan timnas menahan imbang Australia, tapi harus menelan kekalahan atas China.Â
STY memperkenalkan pola permainan yang lebih modern dengan menekankan penguasaan bola, transisi cepat, dan pressing agresif. Kondisi ini membuat timnas lebih kompetitif di kancah internasional. Artinya bukan tidak mungkin beberapa pemain mulai dilirik oleh klub luar negeri, membuka peluang besar untuk meningkatkan standar sepak bola Indonesia.
Pergantian pelatih bukanlah hal yang mudah, terutama ketika menyangkut sosok seperti STY yang telah membawa perubahan signifikan. Tantangan utama yang perlu dihadapi adalah menjaga momentum yang telah dibangun, baik dari segi permainan maupun mentalitas tim.Â
Pelatih baru mungkin memiliki filosofi permainan yang berbeda. Tantangannya adalah bagaimana menyelaraskan filosofi tersebut dengan fondasi yang telah ada tanpa mengorbankan konsistensi tim.Â