Generasi Z yang sering kali menjadi sorotan karena gaya hidup konsumtif, doom spending, hingga jeratan pinjaman online (pinjol), sebenarnya menyimpan potensi besar untuk membawa perubahan positif bagi masa depan Indonesia. Terobosan yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dengan menggugat Presidential Threshold dan memenangkannya di Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi salah satu bukti nyata kontribusi mereka yang layak diapresiasi.
Potensi Gen Z dalam Demokrasi
Keberanian empat mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dalam menggugat aturan Presidential Threshold menunjukkan tingkat kesadaran sosial dan keberpihakan pada keadilan yang tinggi. Tanpa latar belakang politisi atau keluarga berpengaruh, mereka berhasil mendorong perubahan kebijakan yang fundamental.Â
Ini adalah bukti kebangkitan generasi muda dalam demokrasi, sekaligus membuktikan bahwa generasi muda kita patut diapresiasi dan dapat menjadi generasi tangguh dimasa depan.
Generasi Z telah membuktikan bahwa mereka mampu memahami kompleksitas persoalan kebangsaan, dan menemukan celah konstitusional untuk memperjuangkan hak warga negara. Dengan keputusan ini, mereka membuka jalan bagi demokrasi yang lebih inklusif dan memberi ruang yang lebih luas bagi partisipasi politik semua pihak.
Mengubah Stigma Negatif
Sering kali, Gen Z dikaitkan dengan hal-hal negatif seperti:
Gaya hidup konsumtif (doom spending): Dianggap hanya berorientasi pada kepuasan instan.
Jeratan pinjol: Disebut kurang cermat dalam mengelola keuangan.
Kecanduan media sosial: Dipersepsikan tidak produktif.
Namun, pencapaian mahasiswa UIN ini adalah salah satu dari sekian banyak kontribusi Gen Z yang jarang diekspos. Banyak dari mereka yang: