Di perjalanan menuju Garut, ada kejadian kecil yang begitu menarik perhatian saya. Keponakan saya, seorang anak kelas 5 SD, tiba-tiba meminta saya membuka jendela mobil. Suara klakson panjang dari bus yang melintas membuatnya begitu bersemangat.Â
Dia segera mengambil ponselnya dan merekam momen tersebut, tampak begitu bahagia dengan apa yang dia lakukan. Penasaran saya bertanya: "Untuk apa kamu merekam bus itu?" Dengan senyuman polosnya, dia menjawab, "Untuk koleksi. Nanti aku upload ke medsos."
Ternyata, bukan hanya video yang ia kumpulkan. Di rumah, ia menunjukkan koleksi stiker-stikernya yang beragam desain bus dari berbagai perusahaan.Â
"Aku bercita-cita punya perusahaan bus," katanya dengan penuh keyakinan, mendengar itu saya terperangah. Siapa sangka, klakson bus yang sederhana bisa menjadi pemantik bagi impian besar seorang anak.
Kebahagiaan Sederhana yang Bermakna
Sepanjang perjalanan dari Cileunyi ke Garut, setiap kali kami berpapasan dengan bus yang memiliki klakson unik keponakan saya tidak pernah melewatkan kesempatan untuk merekamnya. Kegembiraannya begitu tulus, dari sini saya menyadari bahwa anak-anak memiliki cara unik untuk menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana.Â
Bagi kita mungkin itu hanya suara klakson bus, tetapi bagi dia dan anak lain yang memiliki hobi serupa itu adalah awal dari sebuah mimpi besar.
Saya mencoba memahami apa yang mendorong minatnya. Fenomena klakson "Om Telolet Om" pernah viral beberapa tahun lalu, dan ternyata dampaknya masih terasa hingga kini.Â