Pertandingan antara tim nasional Indonesia dan Jepang pada fase ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia membawa berbagai cerita yang menarik, salah satu aspek yang membuat pertandingan ini unik adalah kehadiran dua kiper muda berbakat dengan latar belakang lintas budaya.Â
Zion Suzuki untuk Jepang dan Maarten Paes untuk Indonesia. Masing-masing membawa pengalaman, keahlian, serta warisan budaya yang menambah daya tarik laga ini.
1. Latar Belakang Zion Suzuki dan Maarten Paes
Zion Suzuki adalah kiper muda berdarah Jepang-Ghana yang lahir di Little Rock, Arkansas, Amerika Serikat pada 21 Agustus 2002, tapi besar di Jepang. Darah Ghana dari ayahnya dan ibunya yang orang Jepang memberi warna unik dalam perjalanan kariernya, Suzuki saat ini bermain di Liga Belgia bersama Sint-Truiden debutnya bersama Timnas Senior Jepang dimulai pada tahun 2022.Â
Dengan latar belakang budaya yang beragam dan pengalaman bermain di Eropa, Suzuki memiliki pandangan luas terhadap sepak bola yang tercermin dalam gaya bermainnya yang khas dan kemampuan refleksnya yang cepat.
Di sisi lain Maarten Paes adalah kiper kelahiran Belanda tanpa keturunan Indonesia, namun neneknya Marten Paes lahir dan pernah tinggal di Indonesia. Setelah meniti karier di liga Belanda dan kemudian pindah ke Major League Soccer (MLS) Amerika Serikat bersama FC Dallas, Paes memiliki gaya bermain yang modern dengan kemampuan distribusi bola yang baik dan ketenangan yang luar biasa saat menghadapi tekanan.Â
Kendati tanpa hubungan langsung dengan Indonesia, kehadiran Maartin Paes di laga ini semakin menarik menyusul penampilannya selama ini, terutama bagi penonton yang penasaran bagaimana ia dapat menahan gempuran serangan dari tim kuat seperti Jepang.
2. Perbedaan Gaya Bermain: Distribusi Bola vs. Refleks Cepat
Secara gaya bermain, kedua kiper ini memiliki kelebihan masing-masing yang akan menguji keterampilan dan ketangguhan tim lawan. Maarten Paes yang terlatih dalam sistem sepak bola Eropa dan kemudian beradaptasi dengan MLS, menunjukkan kemampuan distribusi bola yang sangat baik.Â
Ia mampu menjaga tempo permainan, dan sering kali memulai serangan balik dari belakang dengan akurasi tinggi dalam mengarahkan bola. Dalam laga melawan Jepang, kemampuan ini bisa menjadi aset bagi Indonesia yang mungkin mengandalkan serangan balik untuk melawan tim yang lebih dominan dalam penguasaan bola seperti Jepang.