Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saat Bersama Tapi Sendiri, Memahami Lonly Marriage

28 Oktober 2024   02:31 Diperbarui: 28 Oktober 2024   02:53 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Kebiasaan kita makan bersama pasangan waktu pacaran, jeleknya di Warteg atau bagusnya di Mall adalah ajang yang berbeda tantangannya, makan diluaran kita dimanjakan dengan suasana luaran dan tentunya dengan menu yang bervariasi.

Begitu pula dengan hal kebersamaan, sekali-kali minta izin orang tua untuk makan diluar bersama pasangan rasanya lebih menyenangkan dibanding saat kita berumah tangga setiap hari kita bersama. Perilaku Si do'i yang dulu tertutup-tutup kini kelihatan seutuhnya, disitulan letak kesiapan suatu pasangan untuk membina sebuah komitmen pernikahan yang langgeng.

Saat pacaran kita dilambungkan dengan angan-angan yang melambung, yang pada kenyataannya banyak angan-angan itu tidak sesuai dengan ekspekstasi yang kita dapati setelah menikah. Ditambah lagi dengan kebebasan dan keterikatan, semasa pacaran dengan indahnya kita masih bisa berkhayal tentang mimpi indah. Sebaliknya saat pernikahan terjadi itulah realita sebenarnya yang harus kita hadapi.

Hal itulah yang membuat banyak pasangan merasa lonely mariage karena ekspektasi mereka tidak sesuai dengan harapan di awal, pada akhirnya tidak sedikit yang menyebabkan perceraian. Padahal kalau kita sikapi tidak ada manusia yang sempurna, rumusnya pada saat menikah kita harus bersiap menerima kekurangan dari sang pasangan bukan hanya kelebihannya.

Rumput Tetangga Lebih Hijau Dari Pada Rumput Sendiri

Jangan pernah membandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain, seperti pada waktu kita pacaran kebahagiaan sesunggunya tidak dapat dinilai dari penampilan luarnya saja. Banyak faktor yang mempengaruhinya waktu kita menikah, faktor cinta bukanlah yang utama komitmen bersama untuk membina hubungan yang hakiki adalah modal utamanya apalagi dengan kehadiran buah hati kita. 

Lonely Marriage: Kesepian dalam Pernikahan yang Sering Terabaikan

Pernikahan bagi banyak orang, diharapkan menjadi fondasi kebersamaan yang kuat dan bahagia. Namun, realitas pernikahan tidak selalu semanis yang dibayangkan. Seiring waktu ada pasangan yang justru merasakan kesepian di dalamnya, sebuah kondisi yang dikenal dengan istilah lonely marriage atau kesepian dalam pernikahan. 

Kondisi ini bisa muncul karena berbagai sebab, mulai dari harapan yang tak tercapai, minimnya komunikasi, hingga tantangan kehidupan yang membuat pasangan saling menjauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun