Pendahuluan
Menindak lanjuti tulisan saya sebelumnya tentang bagaimana keberlanjutan kurikulum Merdeka pada pemerintahan baru Pak Prabowo Subianto, perubahan kurikulum pasti perlu dukungan yang kuat dari semua pihak. Implementasi yang konsisten di seluruh daerah juga menjadi tantangan besar.
Kalau setiap pergantian menteri kurikulum juga harus berubah total, dimana letak keberlanjutannya. Tapi melanjutkan kebijakan dari era pemerintahan sebelumnya juga perlu disertai evaluasi mendalam terhadap efektivitas setiap kebijakan, dan memastikan ada perbaikan di titik-titik kritis.
Kebijakan pendidikan yang berkelanjutan harus berfokus pada dampak jangka panjang, bukan hanya mengejar target jangka pendek atau pencapaian angka statistik semata.
Dengan mempertahankan aspek-aspek positif dari Kurikulum Merdeka sambil memperbaiki kelemahan-kelemahannya, sistem pendidikan Indonesia tentunya dapat berkembang ke arah yang lebih baik lagi dari pada merubah semuanya dari titik nol.
Berdasarkan hal di atas saya ingin mengungkapkan sebuah filosofi di negara Finlandia, sebagaimana kita ketahui Kurikulum Merdeka banyak mengadaptasi pola pendidikan di sana.
Menggali Kekuatan Sisu dalam Pendidikan: Menanamkan Kegigihan Demi Generasi Tangguh
Setiap bangsa memiliki filosofi yang mencerminkan semangat dan karakter mereka. Finlandia, sebuah negara kecil di Eropa Utara, memiliki konsep unik yang disebut Sisu.
Kata ini sulit diterjemahkan secara langsung, tetapi intinya mencerminkan keberanian, keteguhan, dan ketangguhan dalam menghadapi kesulitan sebuah kekuatan mental yang melampaui keterbatasan fisik.