Saat saya menulis artikel ini profilku di Kompasiana adalah seorang Taruna dengan poin 9.726 poin, ini menunjukan bahwa  saya membutuhkan 274 poin untuk menjadi seorang Penjelajah. Inilah yang salah satu yang saya suka menulis di platform ini yaitu sebuah capaian statistik yang hanya bisa didapat dengan usaha dan do'a tentunya.
Kenapa? Karena saya suka tantangan, mungkin seorang akan dengan senang hati menerima verifikasi biru pada setiap tulisannya tapi tidak buat saya. Karena dengan verifikasi biru berarti menghilangkan pacuan adrenaline ketika tulisan saya akan mendapat sematan biru pilihan atau tidak.
Disitulah candunya, rasa penasarannya dan pertanyaan tulisan saya biru atau cuma hijau ya? Karena sampai sekarang tidak ada rumus baku untuk mendapatkannya hehe... Walaupun ada  beberapa hal yang jadi bahan acuan yang saya ketahui diantaranya tulisan harus bersifat novelty, katarsis, dan atau komprehensif.
Tapi semua bersifat relatif tentunya, belum tentu sebuah tulisan bersifat novelty hari ini masih bersifat novelty pada esok hari. Mengapa saya begitu menggebu untuk meraih target 10.000 poin pada hari ini, tentunya karena saya ingin merubah profile saya menjadi seorang Penjelahah di Kompasiana.
Ada beberapa momen spesial menjelang hal ini terjadi diantaranya, pertama genap satu tahun saya mulai menulis di Kompasiana, dan kedua adalah ulang tahun anak saya. Kedua momen ini memberi arti yang mendalam dalam perjalanan hidup saya, baik sebagai seorang penulis maupun sebagai seorang ayah.
Setahun yang lalu, saya memulai langkah pertama di dunia menulis dengan penuh keraguan, tetapi seiring waktu, saya menemukan bahwa menulis adalah aktivitas dan juga terapi jiwa. Setiap kata yang saya tuangkan adalah refleksi dari berbagai pengalaman hidup, dan kini saya bisa melihat seberapa jauh saya telah melangkah.
Di sisi lain, melihat tumbuh kembang anak saya dengan begitu cepat membuat saya semakin sadar untuk menghargai setiap momen yang kami habiskan bersama. Ulang tahunnya mengingatkan saya betapa pentingnya peran saya dalam membimbing dan mendukungnya. Seperti halnya dalam menulis, menjadi orang tua adalah proses pembelajaran tanpa akhir, penuh tantangan, dan selalu menghadirkan kebahagiaan.
Dua momen spesial ini membuat saya bersyukur dan bersemangat untuk melanjutkan perjalanan, baik dalam menulis maupun sebagai seorang ayah. Ini adalah hari yang akan selalu saya ingat sebagai tonggak penting dalam hidup.
Makna seorang Penjelajah adalah proses pembelajaran. Setiap artikel yang saya tulis, komentar yang saya tinggalkan, dan interaksi yang terjadi di platform ini adalah bagian dari perjalanan. Di balik itu ada pengalaman berupa kritik hingga pujian, yang semuanya membentuk cara pandang saya sebagai seorang pribadi.
Menjadi seorang Penjelajah di Kompasiana adalah pencapaian yang membawa kebanggaan tersendiri. Status ini menandakan bahwa saya telah meluangkan waktu, tenaga, dan pemikiran dalam setiap tulisan yang saya buat. Setiap poin yang diraih adalah refleksi dedikasi saya untuk terus belajar dan berkembang.
