Vasektomi yang bersifat permanen, dan pembatalannya (vasektomi reversal) memiliki resiko kegagalan tinggi dan prosesnya yang lebih rumit saya kira itulah masalahnya suatu pasangan lebih memilih kontrasepsi pada perempuan.
Buat saya alasannya simpel saja, karena tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada diri kita di masa depan. Contohnya sebuah keluarga yang kehilangan anak atau istrinya, apakah seorang laki-laki tidak punya rencana punya anak lagi? Lalu apa resikonya apabila sudah divasektomi, apabila kita memperhatikan paparan di atas.
Vasektomi dan Keputusan di Masa Depan
Mengambil keputusan untuk melakukan vasektomi bukanlah hal yang mudah bagi banyak pasangan. Bagi sebagian besar, vasektomi dianggap sebagai solusi permanen untuk mengendalikan kelahiran. Namun, dalam kehidupan, ketidakpastian selalu ada. Apa yang terjadi jika keadaan berubah? Mungkin saja pasangan yang awalnya merasa cukup dengan jumlah anak yang mereka miliki, suatu saat mendapati keinginan untuk memiliki anak lagi karena kehilangan tragis atau keinginan untuk memulai babak baru dalam hidup.
Perubahan dalam hidup seperti kematian anggota keluarga, perceraian, atau bahkan keinginan untuk membangun keluarga baru bisa menjadi alasan mengapa seorang pria mungkin menyesali keputusan untuk menjalani vasektomi. Mengingat vasektomi reversal tidak selalu berhasil, ada risiko bahwa keinginan untuk memiliki anak di masa depan tidak bisa lagi terwujud secara alami. Ini menciptakan dilema yang mendalam, di mana keputusan yang pernah diambil dengan penuh keyakinan, kini menjadi beban pikiran yang berat.
Mengapa Vasektomi Menjadi Pilihan Terakhir?
Selain itu, persepsi masyarakat juga memainkan peran besar dalam mengapa vasektomi seringkali menjadi pilihan terakhir. Ada anggapan umum bahwa tindakan ini hanya dilakukan jika benar-benar yakin tidak ingin memiliki anak lagi. Juga, stigma terhadap "kemandulan" setelah vasektomi mungkin menjadi penghalang bagi banyak pria untuk mempertimbangkan prosedur ini. Di sisi lain, banyak pasangan lebih memilih metode kontrasepsi yang bersifat sementara atau melibatkan perempuan, seperti pil kontrasepsi atau IUD, karena metode ini masih memungkinkan fleksibilitas jika mereka berubah pikiran.
Keputusan untuk menjalani vasektomi memerlukan diskusi mendalam antara pasangan, mempertimbangkan aspek fisik, emosional, dan juga rencana masa depan mereka. Pasangan yang memutuskan vasektomi perlu siap menghadapi segala kemungkinan dan menyadari bahwa tidak ada keputusan yang bisa benar-benar menghilangkan ketidakpastian masa depan.
Kesimpulan
Pada akhirnya, kita memang tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan. Vasektomi adalah salah satu bentuk keputusan besar yang membawa konsekuensi jangka panjang. Sementara prosedur ini menawarkan solusi kontrasepsi yang sangat efektif, penting bagi setiap pasangan untuk mendiskusikan pilihan ini secara terbuka dan jujur, memahami risiko serta implikasi jangka panjangnya. Keputusan yang diambil hari ini mungkin terasa tepat, namun perlu diingat bahwa masa depan bisa membawa perubahan yang tidak pernah kita bayangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H