Pada perjalanan pulang kerja hari ini saya mencoba menghidupkan radio di dashboard yang sudah lama tidak saya sentuh, hal ini saya lakukan karena kali ini saya merasa bosan menunggu seseorang untuk pulang ke rumah. Saat itulah saya menerima kabar bahwa hari ini, tepatnya tanggal 10 September setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia.
Asosiasi Internasional untuk Pencegahan Bunuh Diri (IASP) pada tahun 2003, mencetuskan tanggal 10 September sebagai Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia mengingat tingginya angka bunuh diri di dunia. WHO mencatat 1 orang meninggal karena bunuh diri di dunia dalam 40 detik.
Dalam artikel ini saya mencoba menyodorkan beberapa pandangan tentang bagaimana kita mencintai diri sendiri, sehingga kita terhindar dari perasaan putus asa dan menjauhi tindakan tersebut.
1. Dalam agama bunuh diri itu adalah perbuatan yang tidak mendapatkan ampunan, melakukan bunuh diri berarti seseorang tidak menerima takdirnya, jauh dari rasa syukur, dan tidak ikhlash dalam menjalani cobaan hidup. Sadar akan peran kita masing-masing untuk hidup di dunia dari Tuhan adalah kuncinya.
2. Untuk Mencintai Orang Lain Kita Harus Terlebih Dahulu Mencintai Diri Sendiri.
Merasa sia-sia, terpuruk, dan merasa sendiri adalah faktor utama bunuh diri. Padahal apabila kita merasakan hal itu, ingatlah orang-orang disekitar kita. Yakinlah bahwa kita tidak sendiri selain keluarga, sebagai makhluk sosial kita tidak bisa hidup sendiri kita saling membutuhkan satu sama lain dan bagaimana kita bisa menyayangi orang disekitar kita sebelum kita benar-benar menyayangi diri kita sendiri.
3. Berbicara dan Membuka Diri
Ketika perasaan terpuruk dan putus asa datang menghampiri, berbicara kepada orang lain adalah langkah penting. Mungkin kita merasa bahwa masalah kita tidak ada yang mengerti, namun kita tidak pernah tahu seberapa besar dukungan yang bisa kita dapatkan dari orang-orang di sekitar jika kita mau membuka diri.Â
Berbicara kepada teman dekat, keluarga, atau bahkan seorang profesional kesehatan mental bisa memberikan perspektif baru dan menyadarkan kita bahwa ada banyak cara untuk menghadapi kesulitan dalam hidup.
4. Mengembangkan Rasa Syukur dan Mindfulness