Beberapa hari yang lalu, kita kehilangan seorang tokoh besar di bidang ekonomi, Faisal Basri. Seorang ekonom senior yang dikenal dengan ketajaman analisisnya, keberaniannya mengkritik kebijakan publik, dan komitmennya untuk mengutamakan kepentingan rakyat di atas segalanya. Kepergian Faisal Basri meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah pemikiran ekonomi Indonesia, terutama bagi mereka yang mengapresiasi suara kritis dalam konteks kebijakan publik.
Suara Kritis yang Selalu Independen
Faisal Basri dikenal sebagai ekonom yang cemerlang juga sebagai seorang kritikus yang selalu menjaga independensinya. Salah satu pernyataan beliau yang saya kutip dari podcast terakhirnya di sebuah stasiun TV: "Untuk menjadi kritikus, kita jangan ikut terlibat di dalamnya (pemerintah)". Pernyataan ini mencerminkan pandangan Faisal Basri bahwa menjaga jarak dari kekuasaan adalah kunci untuk tetap obyektif dan jujur dalam menyampaikan kritik.
Pendekatan ini adalah refleksi dari komitmen Faisal Basri terhadap integritas dan kebebasan berpikir. Dengan tidak terlibat langsung dalam pemerintahan, Faisal Basri mampu menjaga perspektifnya tetap segar dan bebas dari pengaruh kepentingan politik. Kritik yang ia lontarkan selalu didasari oleh fakta, data, dan analisis yang mendalam, tanpa ada agenda tersembunyi atau kepentingan pribadi.
Menjaga Objektivitas dan Kredibilitas
Faisal Basri memahami betul bahwa untuk menjadi seorang kritikus yang efektif, diperlukan jarak yang cukup dari pusat kekuasaan. Hal ini bukanlah karena ketakutan atau ketidakmampuan untuk berada di dalam pemerintahan, melainkan sebagai upaya untuk menjaga kredibilitas dan integritas. Ia tahu bahwa dengan tetap berada di luar pemerintahan, seorang kritikus dapat bebas dari tekanan politik, konflik kepentingan, dan loyalitas yang mungkin memengaruhi pandangan mereka.
Sebagai seorang ekonom yang kerap mengkritik kebijakan-kebijakan yang dianggapnya tidak berpihak pada kepentingan rakyat, Faisal Basri tidak pernah ragu untuk bersuara lantang. Ia menyoroti kebijakan yang dirasanya tidak adil atau tidak efektif, bahkan jika itu berarti ia harus berseberangan dengan arus utama atau melawan pandangan populer.
Pengawas Demokrasi yang Kritis
Keberanian Faisal Basri dalam menyuarakan kritik telah memberikan warna tersendiri dalam demokrasi Indonesia. Ia mewakili suara masyarakat yang sering kali terpinggirkan dalam proses pembuatan kebijakan. Kritik-kritiknya tidak hanya memaksa pemerintah untuk lebih transparan dan akuntabel, tetapi juga mengajak masyarakat untuk berpikir kritis dan lebih sadar politik.
Faisal Basri adalah pengingat bagi kita semua tentang pentingnya peran kritikus dalam menjaga kesehatan demokrasi. Kritikus yang baik bukanlah mereka yang hanya mencari-cari kesalahan, tetapi mereka yang berani menyampaikan kebenaran dengan landasan fakta dan data. Dan Faisal Basri melakukan hal itu dengan begitu konsisten sepanjang hidupnya.