Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Saya Bukan Kurang Peka tapi Hanya Berbeda Sudut Pandang

29 Agustus 2024   02:40 Diperbarui: 29 Agustus 2024   03:13 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Suasana Duka dan Suasana Suka

Untuk suasana duka, seperti kehilangan atau hal lainnya saya menganggapnya lain karena itu adalah kewajiban kita sebagai makhluk sosial dan teman untuk saling mendukung, menguatkan dan mendo'akan. Termasuk mengucapkan selamat ketika hari pernikahan, kelahiran anak, cucu dan lain-lain.

Apalagi dalam hal mengurus Jenazah, karena itu hukumnya adalah fardlu kifayah. Artinya kita berdosa seandainya tidak ada dari kita yang mewakilinya,

Bagaima Seharusnya Sebagai Makhluk Sosial

Rasa peka dan empati terhadap sesama adalah hal yang mutlak dimiliki kita sebagai makhluk sosial pada umumnya, tapi balik lagi kita harus melihat latar belakang dan sudut pandang yang seimbang dari diri kita maupun orang yang kita pasang label Si Tone Deaf.

Secara umum kepekaan sosial dan rasa empati itu harus ada pada diri kita sebagai makhluk sosial, setelah kita melihat akar masalahnya dengan sudup pandang yang berimbang cobalah mengerti dahulu. Seandainya tone deafnya sudah mengabaikan norma-norma sosial dan agama yang ada maka kewajiban kita untuk saling mengingatkan.

Karena tidak mungkin kita hidup sendiri-sendiri, bukankah agama juga mengajarkan demikian. Apalagi dalam hidup bertetangga, tetangga tingkatannya lebih tinggi dari pada saudara pada kehidupan sehari-hari. Kita lebih membutuhkan tetangga dari pada saudara kandung yang berada jauh dari rumah kita.

Kesimpulannya

Sebelum mencap seseorang sebagai tone deaf alangkah bijaknya kita menilainya dari berbagai sudut yang berimbang, tempatkan diri kita sebagai mereka dan diri mereka sebagai kita sebagai makhluk sosial.

Apabila memang sudah menyalahi etika sosial dan agama, alangkah baiknya kita saling mengingatkan dengan cara yang baik dan tidak menyinggung perasaan satu sama lain. Karena jikalau kita tidak peka, hidup saja di hutan sendirian kalau perlu saat meninggal menggali dan mengubur jadasnya sendiri...hehe..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun