Pendahuluan
Ketika anak semata wayang kami lahir tahun 2011, saya ingat betul kala itu sedang marak pemberitaan penganiayaan anak oleh PRT. Karena itu kami tidak mau menitipkannya pada orang lain, akhirnya kami menitipkannya di Bandung bersama neneknya sementara kami mencari nafkah di kota.
Dua minggu sekali kami pulang untuk membeli peralatan bayi seperti: susu, pampers, dll. Ada hal mengiris hati memang ketika anak kami lebih memilih nenek, paman, dan bibinya dari pada kami sebagai ayah dan ibu kandungnya. Tapi apa hendak dikata, kami harus bersabar sampai usia anak kami sedikit dewasa dan bisa kami ajak serta bekerja dan bersekolah di sekolah Taman Kanak-Kanak (TK).
Usia tiga tahunan, anak kami boyong ke kota setiap harinya tidak jauh dari kami. Dia hanya jauh ketika harus bersama guru TK nya, setelah itu dia kami jemput dan pulang bersama kami.
Hal di atas kami lakukan karena kami tidak percaya menitipkan anak seusia balita bersama orang lain selain famili, penyebabnya ya karena maraknya pemberitaan di atas.
Kondisi Saat Ini
Kondisi saat ini anak kami sudah kelas satu SMP, Alhamdulillah perkembangannya sehat kepribadiannya pun bisa kami pantau setiap saat karena tidak pernah jauh dari sisi kami.