Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pembebasan dari Bayang-Bayang

30 Maret 2024   20:35 Diperbarui: 30 Maret 2024   22:03 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari sekian koleksi photo jadul yang saya simpan, saya temukan sebuah photo yang diambil memakai ponsel saat itu dan mencoba mengingat kembali memori yang menyertainya.

Dari sorot mata saya waktu itu, saya sadari benar tergambar jelas gangguan kecemasan (anxiety disorder) masih kerap menghampiri seperti kisah yang saya utarakan pada rekomendasi konten artikel ini.

Setelah mengonfirmasinya photo ini saya ambil saat masih bujangan dalam acara family gathering bersama teman-teman sekantor ke pantai Pangandaran tanggal 11 Mei 2008. 

Disela keheningan malam saya keluar untuk sekedar menikmati suasana pantai, saya duduk sendirian di tepi pantai. Suara gelombang ombak memecah kesunyian, mengikis garis-garis pasir yang sudah tertata rapi. Pikiran terombang-ambing seperti perahu yang terbawa arus, terjebak dalam pusaran pikiran gelap yang selalu menghantui.

Sudah lama saya merasa terbelenggu oleh bayang-bayang masa lalu. Trauma yang pernah dialami terasa seperti belenggu yang tak terputus, mengikat saya pada rasa takut dan kecemasan yang tak kunjung reda. Setiap kali saya mencoba untuk melangkah maju, bayang-bayang itu selalu menghampiri, menghantui setiap langkah.

Namun malam itu, di tepi pantai yang sunyi, saya putuskan untuk menghadapinya. Berusaha menggali dalam-dalam ke lubuk hati, menguak luka-luka yang terpendam dan emosi yang tertekan. Membiarkan emosi mengalir, menjelma suara teriakan yang membaur dengan suara ombak.

Dalam momen-momen itu, sesuatu yang luar biasa terjadi. Rasanya seperti ada beban yang terangkat dari pundak saya, seperti angin segar yang menyapu jiwa yang terpenjara. Saya merasa lega, seperti membebaskan diri dari belenggu yang selama ini mengikat. Masa lalu yang gelap tak lagi memegang kendali atas diri, saya merasa bebas.

Pada saat itu juga, saya menyadari bahwa inilah perihal yang selama ini saya cari. Proses pembebasan emosional yang mendalam, di mana saya dapat melepaskan diri dari beban yang selama ini menghantui. Meskipun perjalanan menuju kesembuhan belum berakhir, saya merasa langkah pertama telah diambil. Dan di tepi pantai saat itu, di bawah langit yang penuh bintang, saya merasakan kebebasan yang baru didapatkan.

Baca juga: Selamat Hari Ibu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun