Bulan Puasa adalah bulan yang sangat saya tunggu semenjak kanak-kanak, terlepas dari makna apa yang sebenarnya kami sebagai kanak-kanak kala itu hanya mengenal bulan Puasa karena kesemarakannya. Terdapat banyak momen epik di dalamnya yang sampai kini senantiasa menghiasi ingatan kami sepanjang hayat.
Dalam rangka memasuki bulan suci, kami mengawalinya dengan bersih-bersih. Hal ini melibatkan kebersihan lahir dan bathin, diantaranya dengan melakukan hal-hal berikut:
1. Tradisi "Keramasan"
Di kampung saya kala itu sangat terasa semaraknya. Sehari sebelum puasa pemandian umum yang merupakan mata air jernih yang dialirkan dari kaki gunung menuju kampung kami melalui batang bambu yang dilubangi dan disambung-sambungkan membentuk semacam paralon dipenuhi orang tua, muda-mudi, dan anak-anak untuk melakukan "Keramasan" atau tepatnya sekarang mungkin semacam "mandi besar" sebagai wujud kesigapan kami dalam menyambut bulan suci.
Tak hanya itu seluruh ruangan dalam rumah sampai pagar serentak kami bersihkan dan ada juga yang mengecatnya. Dilanjutkan dengan saling mengunjungi, bersilaturahmi, dan bermaaf-maafan.
Puji syukur semalam di komplek saya tinggal budaya itu masih senantiasa kami pegang teguh dengan berkumpul dan melakukan silaturahmi sebelum memasuki bulan puasa.
Sedangkan di tempat pekerjaan, kami lakukan tradisi ini sehari sebelum liburan pulang kampung untuk "Munggahan".
2. Tradisi "Munggahan"