Mohon tunggu...
Agus Ghulam Ahmad
Agus Ghulam Ahmad Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Sarjana Studi Islam. Pengamat isu dan kajian keislaman.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Isra Miraj dan Menghitung Hari Menuju Ramadhan

24 Februari 2022   12:00 Diperbarui: 24 Februari 2022   13:37 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tepat di akhir Februari 2022 nanti, berabad-abad yang lalu, adalah hari di mana Nabi Muhammad diperjalankan ke langit. Perjalanan bertemu Allah itu terbagi menjadi dua, perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa (isra) dan perjalanan dari Masjidil Aqsa ke langit (mi'raj).

Isra Mi'raj dirayakan tiap tanggal 27 Rajab, dan mengandung arti besar bagi tiap mukmin. Perjalanan yang ditempuh dalam waktu semalam ini secara nalar belum mampu dijelaskan. Karena itu, bicara tentang Isra Mi'raj adalah bicara tentang keimanan, bagaimana kita sebagai umat Islam mengimani sesuatu hanya berdasarkan apa yang Nabi Muhammad sampaikan.

Untuk membuktikan perjalanan tersebut, pada masa itu konon Nabi Muhammad mendeskripsikan bagaimana rupa Masjidil Aqsa dan sekitarnya. Para sahabat percaya, tapi para kafir Quraisy tidak. Begitulah sejak dahulu agama berdiri di atas pengimanan dan pengingkaran. Dan kita hari ini memilih untuk percaya.

Nabi Muhammad kembali ke Mekkah membawa oleh-oleh berupa shalat lima waktu. Sebelum itu, shalat sudah ada, tapi waktu dan ketentuannya belum baku. Pada masa itu shalat lima waktu dihitung berdasarkan matahari dan bulan. Orang menghitung kapan waktu Subuh hingga Isya lewat pertanda dari terbitnya fajar hingga terbenam, juga dengan mengukur panjang bayang-bayang.

Hari ini kita dimudahkan dengan teknologi yang bisa menghitung presisi kapan mulai masuk waktu shalat. Kita bisa melihat hp kapan saja dan membuka aplikasi muslim kesayangan kita untuk mengecek waktu shalat, bahkan arah kiblat. Dengan segala kemudahan itu, tentu tidak ada alasan untuk meninggalkan shalat.

Peringatan Isra Mi'raj juga menjadi pertanda kurang satu bulan lagi menuju bulan suci Ramadhan, bulan yang sama-sama kita nantikan. Tinggal menghitung hari sebelum kita kembali berpuasa sebulan penuh, menghidupkan malam dengan tarawih dan witir, dan berbagi kelebihan harta dengan zakat. Apa yang sudah kita persiapkan?

Bagi Nabi Muhammad, puasa adalah kebiasaan yang berulang, bukan hanya pada Ramadhan. Beliau berpuasa tiap Senin dan Kamis, juga pada hari-hari putih atau Ayyamul Bidh (setiap tanggal 11, 12, 13 tiap bulan hijriah). Jadi ketika Ramadhan tiba, puasa bukan menjadi sesuatu yang asing dan baru.

Kita dapat meniru beliau untuk membiasakan perut dan nafsu kita berpuasa di luar bulan Ramadhan. Hari ini kita juga tidak perlu bingung-bingung menghitung kapan waktu puasa sunnah, karena sudah banyak penyedia aplikasi muslim yang memiliki tanggalan hijriah dan pemberitahuan jadwal puasa sunnah.

Pilihannya tinggal di tangan kita, apakah kita ingin memanfaatkan kemudahan teknologi ini untuk kemudahan beribadah, ataukah memanfaatkannya untuk menghabiskan waktu dengan sia-sia? 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun