Mohon tunggu...
Agus Ferdinand
Agus Ferdinand Mohon Tunggu... profesional -

Tertarik dengan sains, sejarah, peta, membaca, dan jalan2

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Transit Venus dan Kekaguman Manusia Terhadap "Kenakalan" Semesta

6 Juni 2012   08:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:20 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1338971851845053597

(Sumber : en.wikipedia.org)

Salam. Sekarang sedang ramai membicarakan Transit Venus. Semua kagum dan terpesona. Kekaguman ini tidak beda dengan para pendahulu lampau kita dahulu ketika melihat anomali langit. Mungkin hampir semua peradaban lampau memiliki pemahaman yang sama terhadap alam semesta fisik: Bumi adalah pusat alam semesta dengan Matahari, Bulan, planet-planet, dan bintang-bintang mengelilinginya. Siang-malam Matahari mengelilingi Bumi. Bintang-Bulan-planet juga memiliki pola-pola teratur ketika berkeliling dunia. Alam semesta adalah rutinitas yang cenderung statis dan tertebak. Geo-sentris atau Bumi-sentris adalah logika "termudah", dan dianggap ampuh untuk memahami semesta. Namun, acapkali para leluhur kita melihat hal-hal aneh yang membuat mereka takut dan takjub. Gerhana Bulan, gerhana Matahari, "bintang jatuh" (meteor-meteorit), "bintang berekor" (komet), hingga "bintang baru" (nova-supernova) adalah fenomena2 langit yang tidak umum dan "sangat mengganggu" kestabilan semesta. Banyak polah-polah untuk mencoba menjelaskan, dari kemarahan para dewa, hingga pertanda akhir dunia. Namun belum ada yang cukup memuaskan mereka. Belum lagi satu "keanehan" lain yaitu gerak balik planet (retrogresi) yang amat memusingkan astronom2 lama dengan pandangan Geo-sentrisnya. Pada akhirnya karena kesal dan frustrasi, para pengamat beralih ke pandangan Helio-sentris; Matahari sebagai pusat semesta. Sistem Helio-sentris dianggap lebih gampang menjelaskan fenomena retrogresi tadi. Salah satu tokoh yang membangkitkan pandangan Helio-sentris adalah Nikolas Copernicus. Semakin lama mengamati, ternyata semesta terlihat semakin "aneh", "janggal", dan "tidak tertebak". Pertentangan antara golongan lama dan baru pun tidak terelakan. Yang paling terkenal adalah pertarungan antara Galileo Galilei menghadapi Gereja (Katolik). Galileo pun "kalah". Tapi, arus perubahan dan pembaharuan tidak terelakan lagi. Tahun meninggalnya Galileo adalah tahun kelahiran Isaac Newton, ilmuwan terbesar sepanjang masa dan simbol kelahiran sains modern. Revolusi Sains membuka cakrawala baru tentang pemahaman semesta yang baru dan lebih komprehensif. Dengan kemajuan teknologi dan metode pengamatan, telah banyak fenomena-fenomena semesta yang tidak pernah terbayangkan oleh orang-orang lampau seperti Pulsar, Quasar, sampai yang paling menggoda, Lubang Hitam. Bumi, pada akhirnya adalah titik hijau-biru kecil dalam Tata Surya. Matahari, tidak lebih dari titik merah mungil menyala dalam galaksi. Alam semesta adalah ruang yang penuh dinamika. Menggelitik kita dengan misteri-misteri dan sedikit keusilan. Menggoda kita untuk melangkah lebih jauh; melakukan Lompatan Kuantum, membengkokkan ruang-waktu, dan melesat melebihi kecepatan cahaya. Dan untuk sejenak, kita nikmati saja "hadiah" kecil minggu ini. Gerhana Bulan sebagian, dan transit Venus. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun