(Sumber : rujakmanis.com)
Salam.
Dalam sebuah acara infotainment “Apakah..!, Mengapah..!”, ada liputan tentang seorang ustad duda yang lumayan ganteng ketika sedang melamar calon istri. Saat diwawancarai, terlihat di layar televisi nama ustad tersebut disertai dengan predikatnya, artis. Saya pun mengerutkan dahi. Pelabelan “artis” dengan begitu gampangnya pada orang-orang yang terekspos oleh pertunjukan hiburan populer seperti infotainment sangat mengganggu bagi saya. Seorang bintang sinetron baru, selebritas yang lebih banyak sensasi ketimbang berkarya, atau bahkan presenter kebanci-bancian dengan lawakan kasar apakah layak untuk disebut sebagai artis? Lebih fokusnya, apakah seorang selebritas bisa dianggap sebagai artis?
Sebelum beranjak lebih jauh, mari kita lihat apa itu pengertian “artis” atau “selebritas” menurut literatur baku.
artis : seniman terutama dl bidang film dan
bidang nyanyian; seniman dan seniwati
seniman : orang yg mempunyai bakat seni
dan berhasil menciptakan dan menggelarkan
karya seni (pelukis, penyair,penyanyi, dsb)
seni : 1 keahlian membuat karya yg bermutu
(dilihat dr segi kehalusannya, kendahannya,
dsb); 2 karya yg diciptakan
dng keahlian yg luar biasa, spt tari,
lukisan, ukiran
(Sumber : Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional 2008)
Sedangkan, dalam Kamus Bahasa Indonesia tadi, kata “selebritas” menempel pada kata “pesohor”. Perhatikan kata yang bergaris bawah.
sohor : kesohor;
pesohor : orang yg tersohor (terkenal,
termasyhur, ternama); selebritas;
(Sumber : Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional 2008)
Karena kata “artis” dan “selebritas” adalah kata serapan dari bahasa Inggris, saya juga tampilkan pengertiannya di sini dalam bahasa aslinya.
artist : person who creates works of art, esp paintings
art : use of the imagination to express ideas or feelings,
particulary in painting, drawing or sclupture
(Sumber : Oxford Learner’s Pocket Dictionary 4th edition, Oxford University Press 2008)
Sedangkan pengertian “selebritas” berasal dari kata “celebrity” yaitu
celebrity : 1 famous person 2 fame
(Sumber : Oxford Learner’s Pocket Dictionary 4th edition, Oxford University Press 2008)
Dari beberapa pengertian tadi, jelaslah kalau selama ini ada kerancuan penyebutan antara “artis” dan “selebritas”. Jika digabungkan dari beberapa pengertian di atas, artis dapat dikatakan sebagai “orang yang memiliki keahlian luar biasa dalam menggunakan imajinasinya untuk mengekspresikan ide dan perasaan sehingga menghasilkan karya yang bermutu”. Sedangkan selebritas tidak lebih dari “pesohor atau orang yang terkenal”. Kenyataannya, banyak dari “artis-artis” yang selama ini kita lihat di televisi atau internet hanya mengandalkan sisi popularitas, kecantikan, dan ketampanan semata. Apakah para pesohor tadi telah memiliki karya yang bermutu dan bisa dibanggakan sebagai seniman? Menurut saya belum ada. Bagi saya, kebanyakan dari mereka hanyalah produk massal dari industri hiburan yang memang butuh sensasi. Selain itu media hiburan seperti tabloid dan infotainment turut andil dalam melestarikan kesalahkaprahan ini.
Mungkin ada yang mempertanyakan apa itu itu karya yang “bermutu”, atau bahkan membela dengan pernyataan “Bukankah bermain sinetron dan menjadi presenter acara musik juga menghasilkan karya seni?”.
Baik, penulis akui bahwa bermutu atau tidak suatu karya seni itu bersifat kualitatif dan subjektif. Tapi sebelum menutup tulisan, coba lihat beberapa paragraf dibawah ini. (maaf kali ini penulis menyebutkan nama)
“Olga dan Jessica Iskandar, artis sekaligus presenter D*hsyat, mengatakan bahwa mereka tidak merasa terancam oleh Sinta-Jojo dan juga Briptu Norman sebagai artis pendatang baru.”
“Sebagai sesama artis, Julia Perez dan Dewi Persik seharusnya tidak berkelahi di depan publik.”
“Jennifer Kurniawan mulai merintis karir sebagai artis.”
Coba kata “artis” kita ganti dengan kata “seniman”.
“Olga dan Jessica Iskandar, seniman sekaligus presenter D*hsyat, mengatakan bahwa mereka tidak merasa terancam oleh Sinta dan Jojo, juga Briptu Norman sebagai seniman pendatang baru.”
“Sebagai sesama seniman, Julia Perez dan Dewi Persik seharusnya tidak berkelahi di depan publik.”
“Jennifer Kurniawan mulai merintis karir sebagai seniman.”
Adakah yang terasa mengganjal hati?
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H