Mohon tunggu...
Agus Ahmad Fathullah
Agus Ahmad Fathullah Mohon Tunggu... Ilustrator - Desain illustrator n IT Support

Desain ilustrator n IT Support di sebuah perusahaan swasta dan blogger pemula

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

"Habis Terang Terbitlah Gelap" oleh Pemadaman Listrik

14 Maret 2018   16:20 Diperbarui: 14 Maret 2018   16:50 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok:www.spokeo.com/Ishaq-Dar/Famous-Politician

Sebentar lagi mau meeting nih. Teman-teman sudah pada ngumpul di ruang meeting, infocus dan pc sudah menyala dan meeting pun segera dimulai. Beberapa saat kemudian Listrik padam dan kami harus menunggu sumber tenaga listrik cadangan alias genset dinyalakan. Sesuai SOP dan pengalaman harian soal listrik yang padam, kami harus menunggu sekitar 5-10 menit sampai listrik memang benar-benar mati. Tidak sampai 5 menit tiba-tiba listrik menyala, pada saat menyalakan UPS, kok led indikatornya tidak menyala yah? Alamat buruk nih, perkiraanku UPS-nya game over alias jebol lagi akibat tegangan listrik yang tidak stabil dan ternyata benar bertambah lagi korban kekejaman tegangan listrik yang tidak stabil pada perangkat kami.

Singkat cerita entah sudah berapa banyak perlengkapan kantor kami yang rusak akibat dari pemadaman listrik yang seperti ini.  Dari UPS, CPU desktop, Scanner, printer, AC sampai dengan 1 Unit CPU Server yang harganya mencapai belasan juta rupiah lenyap dalam sekejap yang kini cuma jadi pemanis gudang material kami. 

Anggaran perbaikan membengkak untuk servis dan penggantian spare part yang per itemnya bisa mencapai kisaran 1.5-2 juta itu baru 1  unit printer model dot matrix yang dipakai untuk membuat surat jalan biasa belum termasuk untuk kerusakan printer tipe yang lain.

Dalam satu minggu jadwal pemadaman listrik di tempatku bekerja yang berlokasi di tanjung api api,  bisa terjadi 2 -3 kali dan dalam 1 harinya bisa 5-12 kali pemadaman terjadi dengan jeda waktu yang bisa sangat dekat dan kalaupun pemadamannya lama bisa dimulai dari jam 10 pagi sampai dengan jam 4 atau bahkan jam 6 sore. Bisa dibayangkan berapa rupiah lagi yang harus dikeluarkan untuk pembelian solar genset yang 1 kali pembeliannya mencapai 4 juta rupiah per minggu tinggal dikalikan dalam 1 bulan, yang kalau di total jumlahnya tentu bisa dipergunakan untuk keperluan lainnya.

Hal yang dirasakan seperti ini pastilah tidak jauh berbeda dengan pengalaman para pelaku industri yang lokasinya berada tidak jauh dari lokasi pabrik kami berdiri. bukan berarti semua perlengkapan pengaman kami tidak bagus atau kurang memadai, tapi ya.. kalau intensitas pemadamannya seperti itu perlengkapan elektronik sebagus dan sekuat apa pengamannya pasti rusak juga.

Pemadaman listrik kini telah menjadi salah satu hantu yang menakutkan yang menimbulkan kerugian yang cukup besar buat para pelaku industri seperti di tempatku bekerja selain kenaikan upah buruh yang pasti menghantui mereka setiap awal tahunnya. efisiensi sana sini belum tentu bisa mengurangi secara signifikan berapa rupiah yang harus dikeluarkan untuk menutupi semua kerugian yang ditimbulkan dari pemadaman listrik ini dan bisa saja pemadaman listrik seperti ini nantinya juga bisa memadamkan rezeki kami para buruh dan kuli.

dok.kompal
dok.kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun