Mohon tunggu...
Agus Ahmad Fathullah
Agus Ahmad Fathullah Mohon Tunggu... Ilustrator - Desain illustrator n IT Support

Desain ilustrator n IT Support di sebuah perusahaan swasta dan blogger pemula

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Pilkada, Karton, dan Tempat Sampah

9 Maret 2018   17:56 Diperbarui: 9 Maret 2018   18:22 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karton, kardus, karton boks apapun sebutannya mungkin tetaplah sebuah bentuk benda yang terdiri dari beberapa lapisan berbahan  yang diantaranya berbahan kertas, yang diberikan pigmen warna, yang membungkus sebuah produk yang bertujuan agar terlihat bagus, menarik konsumen, aman serta mempermudah dalam proses pengirimannya dari penjual ke pembelinya. Mulai dari karton makanan mie instan, minyak goreng, produk elektronik berupa televisi, lemari es sampai dengan handphone sudah pasti barang tersebut dilengkapi yang namanya lapisan pembungkus berupa "Karton".
Coba anda bayangkan saja suatu ketika anda membeli sebuah produk elektronik, misalnya televisi baru tiba-tiba datang ke rumah anda tanpa pembungkus apapun. Pasti aneh, yang bisa muncul dipemikiran anda diantaranya adalah : apa barang yang saya beli itu barang apa bekas ya ? kok cuma televisi saja yang datang ? kardusnya mana ?

Laku atau tidaknya sebuah produk yang dijual di pasaran saat ini tidak langsung bisa dinilai dari iklan, kualitas atau harga jual dari barang yang ditawarkan namun bisa diawali saat kita melihat packaging produk itu sendiri. Penilaian awal kita sebagian orang awam yang muncul bisa seperti : "wah karton atau packagingnya bagus nih, pasti isinya bagus juga ". Padahal belum tentu juga bisa jadi ada cacat produksi kan manusia juga yang membuatnya. Tapi itulah manusia yang terkadang masih melihat sesuatu dari kulitnya, tertarik dengan iklan atau promosi yang ditawarkan saja tanpa mau belajar untuk lebih jauh mengetahui lebih lanjut dari fungsi, kelebihan dan kekurangan sebuah produk. Yang akhirnya disuatu waktu yang muncul hanyalah pernyataan penyesalan bahwa barangnya jelek banget, nggak sesuai dengan iklannya.

Padahal sah-sah saja sih kalau karton pembungkus sebuah produk itu bisa polos berupa karton berwarna putih, coklat dengan tulisan seperlunya tentang informasi nama, tipe, spesifikasi produknya. Yang jelas kita membeli sebuah produk itu berdasarkan kebutuhan, fungsi dan kualitas isinya bukan wadah atau karton pembungkusnya yang suatu saat cuma jadi pemanis dan akan memenuhi sudut ruang atau gudang penyimpanan kita.
Kalau kita pikir-pikir lagi mau sebesar dan sebagus apa karton pembungkus sebuah produk pasti akhirnya hanya akan berujung yang disebut dengan tempat sampah tapi tidak dengan isinya, yang mungkin kini masih memenuhi suatu sisi bagian rumah anda. 

Mungkin kata-kata  yang paling tepat dari saya  tentang hal ini, "kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda.

dok : kompal
dok : kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun