Mohon tunggu...
Agus Fadlilah
Agus Fadlilah Mohon Tunggu... -

penulis merupakan mahasiswa fakultas teknik jurusan teknik industri 2011 universitas mercubuana jakarta

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ketika Tembok itu Menjadi Pembatas Sosial di Masyarakat

26 Januari 2012   18:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:25 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembangunan yang sangat pesat di kota tercinta Jakarta memang sangat menguntungkan bagi sebagian orang, tapi pembangunan ini meninggalkan tanda bahwa ada pembatas antara kaum menengah ke bawah dan menengah ke atas. seperti contoh, perumahan-perumahan elit yang ada di ibukota ini mereka membangun pagar-pagar beton setinggi mungkin agar orang selain penghuni perumahan tidak memeasuki kawasan itu, tujuannya memang masuk akal yaitu menjaga keamanan para penghuni perumahan.

Tapi coba sedikit kita tengok sebuah kawasan dekat pusat perbelanjaan senayan city, disitu terdapat sebuah komplek mewah, dan lihat sebelahnya merupakan kawasan pemukiman kumuh padat penduduk yang rumah-rumahnya terbuat dari triplek dan seng, ya ini adalaha jakarta tempat orang mengadu nasib dan bagi yang tidak bagus nasib nya maka akan terpinggirkan. sungguh kejamkah ibukota ini?

Tembok-tembok itu berdiri kokoh untuk membatasi mana kaum mewah dan mana kaum yang terpinggirkan, bukankah kita ini hidup untuk bermasyarakat tanpa mengenal perbedaan strata sosial yang ada? masing-masing induvidulah yang bisa menjawabnya sesuai dengan hati dan nurani

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun