Mohon tunggu...
Agus JullyAwan
Agus JullyAwan Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Suka Olahraga, Otomotif, Game, Seni dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pentingnya Literasi dalam Berinvestasi

28 Oktober 2022   00:54 Diperbarui: 28 Oktober 2022   00:57 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

PENTINGNYA LITERASI DALAM BERINVESTASI

Oleh :

Agus Jully Awan CS

(Mahasiswa Prodi S2 Ilmu Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja)

 

PENDAHULUAN

Dalam dunia usaha yang bergerak sangat dinamis dan begitu cepat, para pelaku usaha dituntut untuk peka dan tanggap terhadap iklim usaha disekitarnya. Para pelaku usaha baik pemula dan pelaku usaha yang telah lama berkecimpung, dipaksa oleh situasi untuk mampu beradaptasi dan mampu melihat peluang yang ada, sehingga dapat menjaga konsistensi dan bahkan mengembangkan sektor usahanya. Konsistensi usaha ini pula, akan semakin meningkatkan harapan bertambahnya pendapatan atau income yang diterima. Oleh karenanya, para pelaku usaha berlomba-lomba melakukan ekspansi usaha dan berinvetasi dalam berbagai sektor.

Pada kondisi meningkatnya investasi tentu banyak fakta kita temukan, bahwa tidak semua pelaku usaha mampu melakukan investasi dengan baik dan berhasil memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan sebuah investasi. Kegagalan dalam berinvetasi bisa saja dipengaruhi oleh bias-bias kognitif perilaku keuangan individu investor seperti heuristic (membuat keputusan lebih mudah), overconfidence (terlalu percaya diri), mental accounting (mental dalam perhitungan), Framing (ide atau pikiran bagaimana suatu konsep ditunjukkan untuk masalah individual), representatif, konservatif, dan disposition effect (efek disposisi). Bias-bias kognitif ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap kepekaan investor dalam menterjemahkan informasi sehingga dapat menyebabkan pengambilan keputusan investasi yang kurang tepat. Untuk memperoleh pemahaman tentang investasi dengan baik maka perlu kita membahas tentang investasi itu sendiri.

KAJIAN PUSTAKA

Menurut Lubis (2016), investasi merupakan upaya mengeluarkan sumberdaya baik finasial atau lainnya yang bertujuan untuk memiliki suatu aset di masa sekarang dan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Aset diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu paper asset dan non paper asset. Paper asset dapat berupa aset finansial (obligasi, saham, deposito, dan surat berharga lainnya) sedangkan non paper asset berupa aset riil (tanah, bangunan, mesin, dan benda fisik lain yang memiliki nilai ekonomi). Sedangkan menurut Lubis dkk. (2013), investasi dapat berbentuk a) tanah; b) pendidikan; c) saham; d) mata uang asing; e) tabungan deposito; f) emas; g) obligasi; h) reksadana pendapatan tetap; i) reksadana saham; j) reksadana campuran; k) reksadana indeks; dan l) reksadana hutang.

Para investor dalam mengambil keputusan investasi tentunya memiliki tujuan. Tujuan investasi secara umum ialah meningkatkan pendapatan dan di sisi lainya dapat pula menghindarkan pada risiko penurunan nilai kekayaan akibat pengaruh inflasi. Dalam proses pengambilan keputusan untuk melakukan investasi terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan antara lain : a) tingkat pengembalian; b) tingkat risiko; dan c) ketersediaan dana untuk investasi.

Tingkat pengembalian dan tingkat resiko memiliki hubungan keterkaitan yang searah dan linear. Semakin tinggi risiko yang akan ditanggung oleh investor maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return). Berdasarkan preferensi investor terhadap resiko, maka investor dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu : a) risk seeker atau risk taker (investor yang menyukai adanya resiko); b) risk neutral (investor yang netral terhadap resiko); dan c) risk averter (investor yang tidak menyukai resiko atau menghindari resiko).

Berdasarkan resiko-resiko yang muncul dan tidak pasti pada setiap aktivitas investasi pada setiap portofolio maka pengambilan keputusan investasi juga perlu memperhatikan tolerasi resiko keuangan (financial rsik tolerance). Toleransi resiko adalah tingkat ketidakpastian yang bisa diterima seseorang investor dalam menghadapi resiko tertentu. Ia merujuk pada sikap investor terhadap resiko dan dapat juga didefinisikan sebagai ketidakpastian atau volatilitas pengembalian investasi yang mau diterima investor ketika membuat keputusan keuangan. Faktor -faktor yang mempengaruhi tolerasi resiko ialah time line rencana investasi, tujuan, usia, ukuran portofolio, dan tingkat kenyamanan investor.

Untuk mengetahui sebuah investasi berkinerja dengan baik maka diperlukan adanya evaluasi investasi. Menurut Lubis (2016), evaluasi investasi dapat dilakukan melalui pengukuran (measurement) dengan instrument tertentu dan membandingkan kinerja (benchmarking) dengan kinerja portofolio lainya yang sejenis. Gambaran kinerja investasi ini akan menjadi acuan untuk pengambilan keputusan, apakah investasi dapat dilanjutkan atau diberhentikan.

 

 PEMBAHASAN

Secara teoritis telah kita paparkan tentang investasi, baik itu berupa jenis investasi , faktor - faktor yang berpengaruh terhadap keputusan investasi dan sebagainya. Secara garis besar sebuah keputusan investasi diyakini dapat berhasil apabila investor tersebut dapat meminimalkan bias-bias perilaku keuangan, tekun dalam memperoleh informasi terkait literasi keuangan dan melakukan diversifikasi investasi.

Literasi keuangan yang baik, cenderung akan memberikan dampak yang positif terhadap upaya meminimalkan bias-bias perilaku keuangan tersebut, sehingga investor mampu mengambil keputusan dengan tepat. Literasi keuangan yang baik dapat pula memberikan kemudahan bagi investor dalam memprediksi tingkat pengembalian sebuah investasi dan tingkat resiko investasi tersebut. Kemampuan investor dalam memprediksi poin-poin di atas tercermin ke dalam penyusunan perencanaan investasi yang baik, mitigasi atau manajemen resiko investasi, pelaksanaan atau realisasi perencanaan investasi, pencatatan yang terdokumentasi dengan baik terkait aktivitas investasi, serta penyusunan rencana strategis dalam mengatasi setiap resiko yang mungkin dialami dalam investasi.

Selain itu investor juga perlu melakukan diversifikasi terhadap investasi yang dilakukan. Investasi berupa alokasi aset tersebut, sebaiknya dilakukan pada berbagai jenis investasi. Diversifikasi ini diyakini dapat membagi resiko negatif atau kerugian yang mungkin investor alami. Return negatif atau kerugian pada salah satu bentuk investasi diyakini akan berbanding terbalik pada investasi lainnya. Kondisi ini tentu saja secara tidak langsung akan memberikan sebuah harapan positif bagi investor dalam memperoleh return positif terhadap investasinya. Pembagian investasi dalam berbagai jenis investasi ini akan memberikan deskripsi bagi investor untuk mempertimbangkan apakah keputusan investasi terhadap suatu asset itu akan dilakukan dalam jangka waktu panjang, menengah atau pendek.

Keberhasilan sebuah investasi juga bergantung pada ketersedian dana atau modal untuk berinvestasi. Semakin besar dana investasi yang dimiliki akan memberikan peluang yang semakin besar pula untuk para investor tersebut melakukan investasi dalam berbagai sektor ataupun berbagai jenis investasi berupa alokasi asset seperti paper asset dan non paper asset. Hal ini berbanding lurus dengan kemungkinan pendapatan yang diterima oleh investor.

Satu hal yang tidak luput bagi investor ialah selalu melakukan evaluasi terhadap kinerja investasinya. Evaluasi investasi dapat dilakukan melalui benchmarking (perbandingan terhadap  portofolio lain yang memiliki tingkat risiko sejenis, umumnya terhadap portofolio pasar dan measurement (pengukuran). Evaluasi investasi akan menyajikan sebuah data yang digunakan sebagai  tolok ukur bagi investor apakah investasi yang dilakukan layak dilanjutkan atau dihentikan. Keputusan ini kembali dikonfrontir dengan tujuan awal melakukan investasi tersebut. Dengan menerapkan beberapa hal yang telah dipaparkan sebelumnya diyakini akan dapat menjadi panduan dalam melakukan investasi dengan tepat.    

PENUTUP

  • Simpulan

            Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan di atas maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa :

  • Investasi merupakan upaya mengeluarkan sumberdaya baik finasial atau lainnya yang bertujuan untuk memiliki/menghasilkan suatu aset di masa sekarang dan dikelola dengan baik guna memperoleh keuntungan di masa yang akan datang;
  • Dalam melakukan investasi perlu mempertimbangkan beberapa hal yaitu tingkat pengembalian (rate of return); b) tingkat risiko (rate of risk); dan c) ketersediaan dana untuk investasi. 
  • Investasi dapat dilakukan dalam bentuk investasi paper asset dan non paper asset.
  • Evaluasi investasi dapat dilakukan melalui benchmarking (perbandingan terhadap  portofolio lain yang memiliki tingkat risiko sejenis, umumnya terhadap portofolio pasar dan measurement (pengukuran) dengan instrumen tertentu.

  • Rekomendasi
    • Untuk melakukan investasi yang diharapkan menghasilkan return positif maka diperlukan tahapan-tahapan yang tepat melalui proses sebagai berikut : a) Penetuan tujuan; b) Analisis sasaran; c) Pembetukan Portofolio; dan d) Evaluasi kinerja.

DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Tona Aurora. (2016). Manajemen Investasi dan Perilaku Keuangan Pendekatan Teoritis dan Empiris. Jambi : Salim Media Indonesia.

Lubis, Arlina Nurbaity. dkk. (2013). Perilaku Investor Keuangan. Medan : USU Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun