Tanggung jawab adalah kata ‘emas’ yang bila dialamatkan pada seseorang, orang tersebut akan tampak berharga. Kata itu akhirnya jadi rebutan. Buktinya tak ada yang mau disemati kata “tak bertanggung jawab”. Kata yang berharga itu mahal harganya. Ia membutuhkan kesungguhan seseorang dalam berbuat, kesadaran dan kesediaan menerima dampak-dampaknya. Tapi semahal-mahalnya ‘tanggung jawab’, ia tetaplah prestasi sikap yang bisa dicapai manusia. Kita bisa belajar dari orang-orang di lingkungan kita. Misalnya, Puan Maharani.
Mari kita runut uraian tentang tanggung jawab melalui sebuah cerita tentang Indonesia yang akan menggelar hajatan besar. Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan sea games 2018. Anda bertanggung jawab untuk menyukseskan gelaran ini. Apa yang anda rasa dan pikirkan? Pastilah yang terpikirkan oleh anda adalah tanggung jawab. Tanggung jawab hadir dalam kondisi seseorang yang bersungguh-sungguh menyadari dan merasakan posisi dan peran.
Dalam tanggung jawab, kesungguhan diri untuk bekerja dipertaruhkan. Kesungguhan diri memberi gambaran tentang sosok diri seseorang. Dorongan ini membuat seseorang ingin memberi yang terbaik dalam memberikan hasil yang memuaskan. Dia akan bekerja secara sungguh-sungguh.
Pertimbangan yang kedua selain pertaruhan diri pribadi adalah citra tuan rumah penyelenggara, dalam hal ini Indonesia, negara tercinta. Dorongan dalam diri jika dibahasakan dengan tuturan yang sederhana: “jika anda yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan sea games 2018 tidak bersungguh-sungguh, dan nanti hasilnya tidak maksimal, bukan saja anda yang ‘malu’ melainkan juga negara. Citra negara menyangkut keseluruhan masyarakat Indonesia”. Dengan kata lain, citra yang tidak maksimal yang ditunjukkan oleh negara berdampak pada citra masyarakat Indonesia. Apa jadinya jika citra buruk Indonesia dan segenap masyarakat Indonesia disebabkan oleh kekeliruan oleh satu orang pribadi.
Inilah sejenis perasaan tanggung jawab dan menjadi stimulus bagi tindakan yang positif. Jenis tanggung jawab ini tengah dirasakan oleh Puan Maharani. Sebagai kemenko PMK Puan memang tidak secara langsung membidangi soal teknis. Secara teknis, bidang-bidang menyangkut kesiapan infrastruktur, kesanggupan atlet Indonesia dan pengorganisasian penyelenggaraan berada di bawah kementerian teknis dan badan-badan terkait. Tapi bidang-bidang ini berada dalam pengawasan dan koordinasi kemenko PMK, Puan Maharani. Itu sebabnya Puan Maharani bertanggung jawab dalam konteks penyuksesan perhelatan kompetisi olahraga ini.
Tanggung jawab ini membawa Puan pada beberapa tindakan nyata yang rigid, serius dan detail. Demi mendapatkan hasil yang baik, Puan mengadakan rapat koordinasi tingkat menteri terkait pemantauan dan perkembangan kesiapan Asian Games 2018. Rapat koordinasi ini bahkan rencananya akan digelar setiap bulan. Selain itu, Puan juga meminta koordinasi yang lebih efektif dalam mengambil kebijakan dan upaya mempersiapkan penyelenggaraan Asian Games 2018.
Apa poin-poin penting dalam rapat ini antara lain adalah: Pertama, soal perkembangan pembangunan infrastruktur yang menjadi tanggungjawab kementerian PUPERA, Pemprov DKI Jakarta dan Pemprov Sumatera Selatan. Kedua, perkembangan Penyiapan Atlet yang menjadi domain Kemenpora dan Satlak Prima. Ketiga, perkembangan Penanganan Penyelenggaraan yang menjadi tugas Komite Olahraga Indonesia (KOI).
Akhirnya, tidak perlu jauh-jauh. Kita bisa belajar dari Puan soal tanggung jawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H