Pertama :
Sebagai informasi, Merek Coca-Cola dan IBM dihargai dengan biaya Rp. 50 milyar dolar (WIPO). Sebagai catatan, sebuah merek yang telah memiliki citra dan reputasi yang baik akan menyebabkan perusahaan itu lebih kompetitif. Proses pencitraan iklan itu memerlukan waktu yang lama dan biaya yang cukup besar. Sebuah Merek jika ingin besar, maka merek itu harus diidentikan dengan sebuah organisme yang hidup, bukan hanya sekedar benda mati. Karena sebuah merek yang hidup itu senantiasa secara aktf menyapa konsumennya, sedangkan jika sebuah merek diidentikan dengan sesuatu yang pasif maka merek itu akan terkesan kaku dan dijauhi oleh para konsumennya. Ibaratnya sebuah merek itu harus supel, mudah diingat, mudah diucapkan, diambil dari khasanah dan kultur masyarakat secara spesifik. Misalkan kata-kata, nilai-nilai luhur dan budaya dari bahasa-bahasa di daerah itu merupakan sebuah modal untuk membuat sebuah merek terkenal. Ambil saja merek kuku bima energi, dengan mengambil sosok bima. Kenapa ? Karena bima adalah sosok pewayangan yang banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia, memiliki otot kuat dll, selain itu masyarakat Indonesia telah lama mengenal sosoknya dalam pentas-pentas wayang baik itu wayang kulit maupun wayang golek. Merek minuman berenergi ini sudah dapat di pastikan familier untuk kalangan Jawa dan Sunda. Adapun merek dagang maka haruslah kaya dengan kultur dan khasanah masyarakat Indonesia.
Kedua :
Dilihat dari fungsinya sebuah merek itu memegang peranan awal untuk keberhasilan promosi yang dilakukan. Karena untuk berpromosi maka kita kita cukup dengan menyebut mereknya. Sebuah merek itu haruslah seperti sebuah “gosip” yang akan mampu membuat konsumennya terus-menerus membicarakan merek itu sehingga menyebar dengan cepat. Terlebih jika sebuah merek dipromosikan dengan gaya “gosip” maka kekuatan menyebarnya sebuah merek itu akan dengan cepat tersebar ketengah-tengah target market kita. Gosip marketing ini sekarang lah eranya, karena dengan kehadiran sosial media seperti facebook dan twitter maka kekuatan gosip itu akan menjalar dunia online ke dunia offline. Kekuatan gosip marketing di abad ini akan berjalan dua kali lipat daripada sebelum-sebelumnya. Bagi para marketer ini adalah sebuah peluang, bagaimana memanfaatkan sosial media untuk menggosipkan produk dan jasa anda sebelum diluncurkan ke pasaran. Tentu saja dengan positif gosip. Maka peranan Blogger dan Marketer diperlukan kolaborasi yang saling terpadu.
Ambil contoh strategi jitu gosip marketing yang dilakukan Google, sebelum Google membuat OS Android maka jauh-jauh hari google sudah membuat strategi gosip akan hadirnya OS Android untuk smartphone, hal ini tentu mengakibatkan penasaran yang luar biasa bagi semua orang. Strategi lainnya adalah ketika google akan serius terjun ke Industri game, maka google pernah mengubah tampilan templatenya dengan game pac-man.
Catatan :
Karena sifat dasar manusia adalah mahluk yang suka akan sesuatu yang bersifat penasaran, maka setiap produk dan jasa yang di promosikan dengan gaya penawaran ini akan menimbulkan kehebohan yang luar biasa besarnya. Sebagai contoh, saat ini beberapa merek kecantikan mulai membuat iklan berseri dengan membuat penontonnya penasaran. Maka, konsumen akhirnya menerka-nerka bagaimana kelanjutan iklan tersebut.
* Penulis Pengamat Merek Dagang dan Jasa
Bekerja di Konsultan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Am Badar & Partners
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H