Mohon tunggu...
Agus Arwani
Agus Arwani Mohon Tunggu... Dosen - Dosen UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Membaca adalah petualangan tanpa batas yang dijalani dalam diam, menulis adalah ekspresi jiwa yang tercurah dalam kata. Keduanya membentang jembatan antara imajinasi dan realitas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Program Makan Bergizi Gratis: Implementasi Nilai Kepedulian Sosial dalam Islam

14 Januari 2025   14:15 Diperbarui: 14 Januari 2025   14:06 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.cnbcindonesia.com/news/20240826183629-4-566538/lengkap-ini-hasil-uji-coba-makan-bergizi-gratis

Program Makan Bergizi Gratis: Implementasi Nilai Kepedulian Sosial dalam Islam

Makan bergizi merupakan kebutuhan dasar setiap individu untuk menjaga kesehatan dan mendukung aktivitas sehari-hari. Namun, tantangan kemiskinan dan ketimpangan ekonomi seringkali membuat akses terhadap makanan bergizi menjadi terbatas bagi sebagian masyarakat. Dalam konteks ini, program makan bergizi gratis menjadi solusi nyata yang dapat menjawab kebutuhan mendesak tersebut, terutama jika didasarkan pada konsep dan nilai-nilai Islam.

Islam mengajarkan pentingnya kepedulian terhadap sesama melalui prinsip-prinsip seperti zakat, sedekah, dan wakaf. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman, "Mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan tawanan." (QS. Al-Insan: 8). Ayat ini menjadi dasar kuat bahwa memberikan makanan kepada yang membutuhkan adalah bentuk ibadah yang sangat mulia.

Program makan bergizi gratis dapat menjadi manifestasi modern dari nilai-nilai Islam ini. Dengan melibatkan berbagai pihak, seperti lembaga keagamaan, pemerintah, dan masyarakat, program ini mampu menjangkau lebih banyak individu yang membutuhkan. Selain itu, langkah ini juga sejalan dengan visi Islam sebagai agama rahmatan lil alamin, yang membawa rahmat dan kebaikan bagi seluruh alam.

Salah satu aspek penting dari program ini adalah memperhatikan keberlanjutannya. Dalam Islam, prinsip keberlanjutan tercermin dalam pengelolaan dana zakat dan wakaf. Dengan memanfaatkan dana tersebut, program makan bergizi gratis dapat dirancang agar tidak hanya bersifat temporer, tetapi menjadi solusi jangka panjang yang berdampak luas. Contohnya, membangun dapur umum berbasis wakaf yang dikelola secara profesional untuk mendukung distribusi makanan.

Program ini juga dapat diberdayakan untuk memberantas malnutrisi di kalangan anak-anak. Data UNICEF menunjukkan bahwa anak-anak dari keluarga kurang mampu seringkali menderita stunting akibat kurangnya asupan gizi. Dalam Islam, anak-anak dipandang sebagai amanah yang harus dijaga. Dengan memberikan makanan bergizi secara gratis, kita tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik mereka, tetapi juga membantu menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas.

Selain itu, program makan bergizi gratis juga dapat menjadi alat untuk mempererat solidaritas sosial. Melibatkan masyarakat dalam kegiatan ini, seperti menjadi relawan atau menyumbangkan bahan makanan, akan menumbuhkan semangat gotong royong. Konsep ini selaras dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya: Dari Abu Hurairah beliau berkata, telah bersabda Rasulullah saw: Seseorang diantara kalian tidak beriman jika belum bisa mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri" (HR. Bukhari dan Muslim).

Namun, pelaksanaan program ini harus disertai dengan strategi yang efektif. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah menggandeng pengusaha makanan halal untuk menyediakan bahan-bahan berkualitas. Selain itu, pemerintah dapat berperan dengan memberikan insentif kepada pihak-pihak yang mendukung program ini. Kolaborasi ini akan memastikan bahwa program berjalan dengan efisien dan berdampak maksimal.

Dari perspektif teknologi, program makan bergizi gratis juga bisa dimodernisasi dengan menggunakan aplikasi digital. Aplikasi ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi penerima manfaat, mengatur distribusi makanan, dan memberikan informasi edukatif tentang pentingnya gizi. Langkah ini tidak hanya meningkatkan transparansi, tetapi juga mempermudah masyarakat dalam berpartisipasi.

Dalam konteks Indonesia, program ini memiliki potensi besar untuk mengurangi angka kemiskinan. Dengan jumlah penduduk mayoritas Muslim, masyarakat Indonesia memiliki tradisi yang kuat dalam berbagi dan membantu sesama. Program makan bergizi gratis yang berbasis nilai-nilai Islam akan mendapat dukungan luas jika disosialisasikan dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun