Zakat dan SDGs: Mendorong Kesetaraan dan Pengentasan Kemiskinan
Â
Dalam Islam, zakat merupakan salah satu pilar utama yang fungsinya tidak hanya terbatas pada aspek keagamaan, tetapi juga sebagai instrumen sosial dan ekonomi. Sementara itu, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs) yang ditetapkan oleh PBB, mencakup target untuk mengentaskan kemiskinan dan mencapai kesetaraan. Kedua konsep ini, zakat dan SDGs, memiliki kesamaan dalam visi dan tujuan.
Zakat, dengan prinsip dasarnya, ditujukan untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dalam masyarakat. Dengan mengalokasikan sebagian dari kekayaan umat Islam untuk membantu mereka yang membutuhkan, zakat berfungsi sebagai alat pengentasan kemiskinan. Distribusi kekayaan melalui zakat menciptakan keseimbangan ekonomi. Hal ini memungkinkan redistribusi kekayaan dari yang mampu ke yang kurang mampu, sehingga mengurangi ketimpangan ekonomi.
Zakat memiliki potensi untuk berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan. Dana zakat yang terkumpul dapat digunakan untuk mendukung proyek-proyek yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Pemanfaatan zakat dalam proyek-proyek pembangunan dapat memperkuat ekonomi lokal. Hal ini tidak hanya mengentaskan kemiskinan tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat komunitas.
Zakat dapat digunakan untuk mendanai pendidikan, yang merupakan salah satu cara terampuh untuk mengentaskan kemiskinan. Pendidikan memberikan individu keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Kesehatan adalah aspek penting dalam SDGs dan zakat dapat digunakan untuk membiayai fasilitas kesehatan, pengobatan, dan program kesehatan preventif, yang semua itu penting dalam menciptakan masyarakat yang sehat dan produktif.
Pendekatan holistik dalam pemanfaatan zakat mencakup aspek pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi. Ini membantu menciptakan lingkungan di mana individu tidak hanya terlepas dari kemiskinan tetapi juga memiliki kemampuan untuk mempertahankan kehidupan yang berkelanjutan. Kesetaraan gender adalah bagian penting dari SDGs. Zakat dapat membantu mengentaskan hambatan yang dihadapi perempuan dan anak perempuan dalam mengakses pendidikan dan sumber daya ekonomi.
Dalam konteks global, kerjasama internasional dalam pengumpulan dan distribusi zakat dapat memperluas dampaknya dalam pencapaian SDGs, terutama dalam pengentasan kemiskinan. Salah satu tantangan dalam pemanfaatan zakat adalah memastikan bahwa dana tersebut mencapai penerima yang tepat. Ini membutuhkan sistem manajemen dan distribusi yang efisien dan transparan.
Penggunaan teknologi dalam pengelolaan zakat dapat meningkatkan efisiensi, transparansi, dan memudahkan muzakki dalam memberikan kontribusi mereka. Pemberdayaan ekonomi dan sosial melalui zakat dapat menciptakan siklus positif yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan sosial berkelanjutan, yang merupakan inti dari SDGs.
Zakat juga bisa digunakan untuk mendukung kewirausahaan sosial, yang tidak hanya menciptakan pekerjaan tetapi juga menawarkan solusi inovatif untuk masalah sosial. Meningkatkan kesadaran dan edukasi tentang peran zakat dalam pencapaian SDGs adalah penting untuk memotivasi lebih banyak orang untuk berkontribusi. Zakat juga dapat dialokasikan untuk proyek-proyek yang mendukung keberlanjutan lingkungan, sejalan dengan target SDGs tentang aksi iklim dan keberlanjutan.
Pengembangan model zakat yang berkelanjutan akan memastikan bahwa pemanfaatannya tidak hanya berfokus pada kebutuhan jangka pendek tetapi juga pada dampak jangka panjang. Melibatkan berbagai sektor, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan organisasi nirlaba, dalam pemanfaatan zakat dapat meningkatkan efektivitasnya dalam mencapai SDGs. Mengukur dampak pemanfaatan zakat terhadap kemiskinan dan kesetaraan adalah penting untuk memastikan bahwa tujuannya tercapai.