Mohon tunggu...
Agus Arta Diva Anggara
Agus Arta Diva Anggara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

"write what should not be forgotten"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tidak Lagi Tempat Anak Muda, Gen Z: "Go to Facebook Boomers!"

8 Maret 2021   10:01 Diperbarui: 8 Maret 2021   10:13 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun Facebook dibentuk pada tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg, kehadiran Facebook mulai diminati oleh masyarakat Indonesia pada tahun 2008 sehingga meninggalkan situs jejaring yang populer sebelumnya yaitu Friendster.com. Pada awal kemunculanya, Facebook menjadi sosial media yang wajib dimiliki oleh remaja dan orang-orang dewasa. Kehadiran Facebook memudahkan koneksi dan relasi setiap penggunanya tanpa batas ruang dan waktu.

Pada saat awal kemunculanya, hampir seluruh remaja dan orang dewasa di Indonesia menjadi pengguna aktif di Facebook.  Facebook digunakan untuk  mencari teman dengan jangkauan yang luas, membentuk suatu komunitas dengan ketertarikan yang sama, Facebook menjadi sebuah trend dan merepresentasikan orang-orang yang telah memasuki fase digitalisasi pada masa itu.

Lalu apa kabar dengan Facebook hari ini? Apakah Facebook masih menjadi tempat anak-anak muda di era sekarang? Setelah kehadiran Facebook yang menjadi hype di Indonesia pada tahun 2008, hal ini memicu hadirnya platform-platform digital lain yang berkembang seiring dengan pesatnya pertumbuhan teknologi di masa digitalisasi.

Hadirnya platform media sosial lain seperti Instagram, Twitter, YouTube, Tik-Tok, Snap Chat, dan masih banyak lagi menjadi salah satu faktor pergeseran pengguna aktif Facebook menuju platform digital lain yang mulai banyak tersedia.

Kehadiran platform tersebut memunculkan terjadinya pengotakan terhadap audiens yang menggunakan sosial media. Terlebih pada masa sekarang tiap platform media sosial akan merepresentasikan penggunanya secara berbeda. Walapun sosial media sebenarnya dibentuk untuk masyarakat dari berbagai kalangan usia terkadang pengguna sosial media itu sendiri akan membentuk sebuah kontruksi dan persepsi mereka terkait sosial media yang mereka gunakan.

Hal ini juga berkaitan dengan aspek budaya yang dibentuk oleh masyarakat pada tiap era berdirinya  sosial media. Berbicara mengenai representasi yang sudah beberapa kali disinggung sebelumnya, representasi merupakan salah satu dari lima aspek sirkuit budaya (Circuit Of Culture)  yang dibahas oleh Stuart Hall.

Representasi Dalam Sirkuit Budaya

Junifer, C. (2016) dalam jurnalnya menyebutkan sirkuit budaya merupakan sebuah proses kultural yang terdiri dari aspek representasi, produksi, regulasi, konsumsi, dan Identitas. Lima aspek dalam sirkuit budaya ini mempunyai keterkaitan satu dengan yang lain.

Representasi adalah produksi makna melalui pesan. Terlebih lagi kita mengetahui bahwa, budaya merupakan shared meanings yang artinya sebagian dari kita akan memberikan makna melalui berbagai cara. Dalam sistem Representasi kita berbicara tidak hanya dengan apa yang selalu kita tulis atau bicarakan. Dengan simbol-simbol dan tanda makna tersebut dapat tersalurkan menjadi bahasa yang dapat merepresentasikan sesuatu.

Representasi Facebook Di Era Sekarang

Berbeda dari awal kemunculanya, Facebook pada saat ini sudah tidak lagi merepresentasikan anak muda. Pengguna  Facebook pada usia remaja sudah mulai tidak aktif menggunakan Facebook pada masa sekarang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun