Kekerasan emosional yang biasanya tidak disadari oleh orang terdekat sama dampaknya dengan kekerasan fisik  karena dapat berdampak negative untuk kesehatan mental anak, lantas seperti apakah kekerasan emosional itu ? lalu apa dampaknya bagi kesehatan anak ?
Yang mengejutkan kekerasan emosional terjadi dilingkungan terdekat, baik dari keluarga, pertemanan bahkan sekolah. Kekerasan emosional pada anak  adalah serangan secara verbal/ kata-kata yang dilontarkan kepada anak yang bisa menganggu perkembangan sosial maupun kesehatan mental anak tersebut
Dari hasil  survei yang dilakukan oleh KPAI pada masa pandemic COVID-19 memberikan gambaran bahwa anak mengalami kekerasan psikis selama pandemi Covid-19. Kekerasan psikis yang dialami anak dimarahi 56%, dibandingkan dengan anak lain 34%, dibentak 23%, diplototin 13%
Sebagian besar pelaku kekerasan emosional pada anak merupakan orang terdekat dari anak tersebut seperti anggota keluarga , teman maupun guru namun tidak menutup kemungkinan orang asing juga  bisa melakukan kekerasan emosional tersebut kepada anak.
Sebagai contoh kekerasan yang dialkukan terhadap anak seperti mengancam, membentak anak , memanggil dengan nama yang tak pantas,berteriak didepan anak mempermalukan, meremehkan anak bahkan tidak menunjukan kasih sayang kepada anak. Â
Sebagai contoh kenapa bisa orang tua melakukan kekerasan emosional kepada anak? Itu semua di karenakan  orang tua yang menaruh harapan yang lebih terhadap anak tersebut namun ketika anak tersebut tidak bisa menjadi apa yang diinginkan orang tua, orang tua tersebut langsung memarahi dan memakinya
Apakah disekeliling kita terdapat pelaku kekerasan emosional ?
Cirri-ciri pelaku kekerasan emoisonal pada anak
- Sering menyalahkan anak
- Sering mengucapkan kata-kata kasar atau bernada  tinggi tapi dianggap sebagai bahan bercandaan
- Sering meremehkan anak
- Selalu mengancam anak jika anak tidak ingin menurut perkataan
Dampak kekerasan emosional pada anak
- Terlihat depresi dan gelisah
- Hilang kepercayaan diri
- Menarik diri dari aktivitas sosial
- Menajdi pribadi yang pemurung dan tidak suka berbicara
- Prsetasi yang buruk di sekolah
Segala bentuk kekerasana kepada anak harus dihentikan agar anak  bisa tumbuh dengan perasaan yang gembira dan  bisa mengembangkan potensi dirinya secara maksimal tanpa adanya kekerasan yang membuat anak tertekan baik secara fisik maupun mental, jika kita menemukan kasus kekerasan emosional di lingkungan kita harus secepatnya di hentikan dengan cara memberitahu dampak-dampak yang bisa terjadi jika anak terus menerus mendaptkan kekerasan baik secara verbal maupun fisik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H