Mohon tunggu...
Agus AriHidayat
Agus AriHidayat Mohon Tunggu... Guru - Guru

I am an English teacher

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Game Berbasis Android Lexilize Flash Card dalam Pembelajaran Benda-benda di Sekitar

15 Desember 2022   06:50 Diperbarui: 15 Desember 2022   06:58 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

SMP Plus Setia Budi merupakan sekolah swasta yang terletak di Sungailiat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. SMP Plus Setia Budi berdiri sejak tahun 2020. SMP Plus Setia Budi mulai diminati oleh masyarakat Sungailiat terbukti dari tahun ke tahun jumlah siswa di SMP Plus Setia Budi terus meningkat. Siswa kelas 7 di SMP Plus Setia Budi sebanyak 32 siswa. Sebagian besar peserta didik di SMP Plus Setiabudi  berasal dari SD Plus Setiabudi.  Pembelajaran bahasa Inggris di SD Plus Setia Budi sudah menggunakan buku Global English. Sedangkan pembelajaran bahasa Inggris di SD lain masih menggunakan buku bahasa Inggris biasa.  Bahkan beberapa sekolah SD di Sungailiat belum belajar bahasa Inggris sama sekali. Berdasarkan hal tersebut memicu adanya gap pengetahuan antara peserta didik dalam penguasaan bahasa Inggris. Input yang berbeda dari berbagai sekolah dasar menjadi tantangan tersendiri bagi pendidik dalam meningkat pengetahuan peserta didik berbahasa Inggris.

Pendekatan saintifik dan tutor sebaya yang berpusat kepada student centered diharapkan peserta didik dapat mengeksplorasi lebih lanjut terkait materi yang akan diajarkan. Pendekatan saintifik itu sendiri dikenal dengan istilah 5m (Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar, dan Mengomunikasikan). Dengan menggunakan  pendekatan saintifik dapat dibagi menjadi beberapa metode,  diantaranya;  problem Based Learning,  Project Based Learning,  discovery learning,  dan inquiry learning.  Dari semua metode pembelajaran tersebut berlandaskan kepada 5m (Mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan).  Metode problem Based Learning adalah metode yang yang berlandaskan kepada masalah. Lexilize Flash card adalah game berbasis android yang dapat mempermudah siswa dalam mengingat kosakata. Guru dapat menkastemisasikan kosa kata yang akan diingat oleh peserta didik. Ada beberapa pilhan permainan yang disediakan oleh flash card, diantaranya; pair it, guess it, recall it, dan Type it. Pada mode pair it peserta didik diminta untuk mencocokkan beberapa kosa kata. Sedangkan pada mode guess is peserta didik diminta untuk memilih jawaban yang tepat berdasarkan pilihan yang tersedia. Ada 4 pilihan jawaban disetiap soalnya. Untuk mengetahui keseruan lebih lanjut tentang game Lexilize Flash card dapat mendownload di playstore dengan link https://play.google.com/store/apps/details?id=com.lexilize.fc. Pada kesempatan kali ini penulis mencoba untuk menerapkan metode problem Based Learning.

Pada kegiatan pembuka, guru Membuka pelajaran dengan menyapa dan memulai pelajaran dengan berdoa. Guru mengecek absensi siswa, dan apabila ada siswa yang absen dikarenakan sakit, maka siswa dan guru mendoakan siswa yang sakit bersama-sama agar dapat sembuh dan bisa bergabung kembali pada pertemuan selanjutnya. Hal ini penting untuk meningkatkan rasa Peduli dan cinta terhadap sesama. Guru menanyakan kesiapan siswa dalam belajar bahasa Inggris. Hal ini penting karena untuk meningkatkan semangat siswa dalam pelajaran bahasa Inggris. Selanjutnya guru mengingatkan kembali pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya dan mengaitkan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dipelajari saat ini. Tidak lupa juga untuk memberitahukan kepada peserta didik tentang tujuan pembelajaran. Dengan menunjukkan tujuan pembelajaran kepada peserta didik akan mengingatkan guru dan sebagai rambu-rambu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti guru menstimulasi siswa dengan interaktif PowerPoint dan memainkan game Lexilize flash card bersama-sama dengan peserta didik. Pada tahap ini peserta didik mengobservasi slide dan  game yang telah mereka pelajari. Keunggulan dari lexilize flash card game adalah siswa dapat memainkan ulang game di rumah mereka masing-masing agar dapat mengingat kosakata  benda-benda di sekitar mereka dengan lancar.  Guru dan peserta didik bersama-sama mengidentifikasi masalah yang ditemukan di kehidupan sehari-hari. Guru membagikan kelompok yang terdiri dari 4 siswa per group. Guru membagikan learning material dan worksheet yang akan dikerjakan siswa. Learning material yang telah dibagikan guru dipelajari oleh siswa secara mendalam. Setelah mempelajari learning material yang telah diberikan oleh guru siswa mendiskusikan tentang pemahaman mereka terhadap materi yang telah diberikan. Pada tahap ini diharapkan siswa yang telah menguasai materi dengan baik mentransfer ilmu yang telah mereka pelajari kepada siswa yang lain. Penerapan metode tutor sebaya akan meningkatkan empati dan  rasa berbagi terhadap peserta didik.  Peserta didik yang belum memahami materi dengan baik akan terbantu dengan adanya tutor sebaya. Pada tahap selanjutnya peserta didik menyiapkan media pembelajaran untuk presentasi di depan kelas.  Media pembelajaran yang akan digunakan oleh siswa meliputi;  PowerPoint, Google slide, dan canva. Sembari mendiskusikan materi pembelajaran, peserta didik menyiapkan media pembelajaran.  Pada tahap ini siswa mengeksplor penggunaan berbagai media pembelajaran.  Hal ini dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir.  Di pertemuan selanjutnya peserta didik diharapkan dapat mempresentasikan temuan mereka terhadap masalah yang telah teridentifikasi. Dalam mempresentasikan materi siswa diharapkan agar dapat menggunakan mimik dan ekspresi dengan tepat. Metode presentasi juga dapat meningkatkan kepercayaan diri peserta didik dalam menyampaikan sesuatu. Karena dalam kehidupan sehari-hari Salah satu hal yang paling penting adalah Bagaimana cara kita mempresentasikan ide atau gagasan kita kepada orang lain. Dan tidak kalah pentingnya adalah mengkomunikasikan hasil dari pekerjaan mereka. Karena tujuan dalam pembelajaran bahasa asing adalah peserta didik dapat menggunakan bahasa asing tersebut di dalam kehidupan sehari-hari. Dalam presentasi peserta didik belajar bagaimana cara membuka suatu presentasi, cara menyampaikan atau mempresentasikan ide atau gagasan mereka, dan menutup presentasi dengan baik dan benar. Di akhir presentasi dibukanya sesi tanya jawab yang berguna untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat. Sesi tanya jawab juga berguna agar adanya kontribusi dari kelompok lain sehingga kelompok lain yang tidak sedang mempresentasikan pekerjaan mereka juga ikut terlibat dalam pembelajaran. Dalam sesi tanya jawab siswa juga belajar bagaimana cara membuat suatu pertanyaan. Setelah proses presentasi selesai guru memberikan feedback atau umpan balik kepada siswa terhadap presentasi yang telah dilakukan oleh peserta didik. Feedback sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mempresentasikan suatu pekerjaan. Di sesi terakhir peserta didik dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dipelajari bersama-sama.  Pada kegiatan penutup guru memberikan refleksi tentang yang apa yang telah kita pelajari dalam materi ini. Sampel yang diambil sebaiknya terdiri dari level siswa yang berbeda-beda mulai dari yang yang terendah sampai yang tertinggi. Apabila siswa yang level kognitif nya menengah kebawah dapat menjawab pertanyaan dengan baik maka dapat dipastikan sebagian besar siswa telah memahami pelajaran dengan baik. Di akhir pembelajaran kami bertanya kepada satu sampel siswa yang level kognitif nya menengah ke bawah hasilnya siswa tersebut dapat menjawab pertanyaan dengan benar, meskipun dengan terbata-bata. Kami lanjutkan lagi dengan sampel level kognitifnya menengah dan hasilnya siswa tersebut bisa menjawab pertanyaan dengan fluently. Guru menyampaikan follow-up material yang akan dipelajari di pertemuan selanjutnya. Dengan menyampaikan follow up material yang akan dipelajari di pertemuan selanjutnya, diharapkan peserta didik mempersiapkan materi pembelajaran dengan Googling di YouTube atau membaca buku pembelajaran. Di kegiatan terakhir guru memimpin doa dan berpamitan kepada peserta didik.

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah Mengapa pendidik menggunakan metode ini adalah dikarenakan di dalam suatu kelas terdapat 32 siswa. Setengah dari siswa belum pernah belajar bahasa Inggris sebelumnya. Beberapa siswa berpikir bahwa bahasa Inggris itu sulit. Karena beberapa dari siswa tidak menguasai kosakata. Kosakata adalah hal yang paling penting dalam mempelajari suatu bahasa. Dengan memperkaya kosakata peserta didik dapat mengeksplor kalimat-kalimat dalam bahasa asing. Dengan tidak menguasai kosakata maka peserta didik akan kesulitan dalam belajar bahasa asing diantaranya reading, speaking, writing, dan listening. Berdasarkan masalah tersebut dalam pengembangan materi guru menerapkan pembelajaran materi berdasarkan kondisi siswa, akan tetapi masih berhubungan dengan kompetensi dasar.

Tantangan dalam menerapkan pembelajaran ini adalah adanya gap pengetahuan antara siswa. Mengulangi materi yang sudah diketahui beberapa siswa akan menimbulkan kebosanan pada siswa yang sudah Mahir dalam berbahasa Inggris. Akan tetapi dengan menggunakan metode problem Based Learning dengan mengintegrasikan dengan tutor sebaya, maka diharapkan siswa yang mahir dalam pembelajaran bahasa Inggris dapat membantu siswa yang lain dalam memahami pembelajaran bahasa Inggris terutama dalam pembelajaran benda-benda di sekitar dan dapat menggunakannya secara di kehidupan sehari-hari.

Dampak dari penggunaan metode ini sendiri bisa dikatakan sukses, karena pada saat pembelajaran siswa sangat antusias dalam mengikuti semua proses pembelajaran. Hal yang paling disukai siswa adalah dalam pembuatan media pembelajaran yakni berupa PowerPoint Google slide, atau canva. Siswa senang dalam mengeksplor pembuatan media pembelajaran. Dengan adanya game lexilize flash card juga membantu peserta didik dalam mengingat kosakata di sekitar mereka. Guru membagikan game tersebut melalui flashdisk dan Google Drive Sehingga peserta didik dapat mengakses kembali game tersebut di rumah mereka masing-masing. Di akhir pembelajaran guru menanyakan beberapa kosakata terkait benda-benda di sekitar mereka. Sebagian besar dari peserta didik dapat menyebutkan kembali benda-benda di sekitar mereka dengan lancar. Adanya kerjasama dari peserta didik yang mahir dalam bahasa Inggris menjadi salah satu faktor pendukung dalam tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan membagi ilmu mereka kepada peserta didik yang lain akan meningkatkan kemampuan mereka dalam berbahasa Inggris.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun