Mohon tunggu...
Agus Anang Fatoni
Agus Anang Fatoni Mohon Tunggu... -

semangat itu bukan hanya di hati dan di mulut, tapi nyatakan dengan perbuatan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kertas Putih dengan Satu Titik Hitam

27 Maret 2011   08:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:23 1968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam satu minggu ini, saya telah menemukan ungkapan ini sebanyak dua kali. Pertama saat saudara saya Arif Kurniawan (ketua CSS MoRA Nasional) memberi sambutan dalam acara pemilihan ketua umum CSS MoRA UIN Syarif Hidayatullah. Dan yang kedua saya menemukan ungkapan tersebut dalam buku Life is Miracles tulisan Anneke Putri, Andi Arsyil, dan Ahmad Faris. Tetapi keduanya mengungkapakan hal yang berbeda. Kira-kira ungkapannya seperti ini.

Jika selembar kertas putih, kemudian kita memberikan satu titik hitam di tengahnya maka sebagian besar orang akan fokus melihat pada titik hitam itu. Mereka tidak memperdulikan bahwa sebenarnya banyak bagian putih pada kertas itu. Sama dengan seseorang yang telah banyak berbuat baik, kemudian ia berbuat satu kesalahan. Maka sebagian besar orang akan fokus pada satu kesalahan itu. Padahal kebaikan yang telah dilakukan sangatlah banyak. Maka janganlah melihat orang dari kesalahanya saja, karena masih banyak kebaikan dari orang tersebut. Kalau kita melihat kesalahannya saja, ya setiap orang pasti punya salah. Dan hilang semua kebaikan di dunia ini. Itulah kira-kira yang disampaikan oleh Arif kurniawan.

Yang kedua, jika kita memperlihatkan selembar kertas putih dengan titik hitam di tengah dan kita bertanya pada seseorang apakah itu. Jawaban yang paling banyak muncul adalah titik bukan selembar kertas. Sama dengan seseorang jika mendapat masalah, ia hanya melihat pada kesulitan, kesedihan, rintangan, dan saudara-saudaranya. Orang hanya berfikir pada kekurangan dirinya, hingga berkembang menjadi besar dalam fikiranya. Sebaliknya, kelebihan-kelebihan diri dan kemudahan hidupnya tidak diperhatikan. Harusnya kita menjawab “Selembar kertas putih yang bersih, dengan satu titik kecil saja.” . selayaknya kita mulai adil memandang kehidupan.

Marilah belajar dengan ungkapan ini. Mungkin masih banyak ungkapan tentang kertas putih dengan satu titik hitam yang lain. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun