Hal yang menjadi isu dan materi diskusi dikalangan pendidik adalah keprihatinan budaya yang disebabkan oleh semakin berkurangnya minat generasi muda untuk mempelajari dan mengembangkan bahasa dan budaya Jawa. Padahal di tangan generasi muda inilah nasib budaya Jawa ini akan ditentukan.
Generasi muda sangat potensional untuk menyemai kemahiran berbahasa dan berbudaya Jawa. Oleh karena itu,diperlukan media atau sarana yang dapat mematik kembali minat terhadap bahasa dan budaya Jawa.
MGMP Bahasa Jawa kawedanan Gondangwinangun melakukan kegiatan yang bermuara pada upaya memberikan wadah bagi siswa siswi tingkat SMP dengan menyelenggarakan seleksi Festival Tunas Bahasa ibu melalui lomba -lomba antara lain : menulis geguritan,menulis aksara Jawa,membaca aksara Jawa, dan pidato berbahasa Jawa.
Pada hari Kamis,21 Oktober 2021 bertempat di SMPN 1 Manisrenggo, Bapak Dwi Sarhono selaku koordinator Guru Bahasa Jawa memimpin pelaksanaan seleksi lomba yang sebelumnya dibuka secara resmi oleh Ibu Sundari,M.Pd selaku kepala sekolah atau yang mewakili dinas pendidikan.Â
Ada pepatah yang berbunyi "wong jawa ilang jawane",kalimat tersebut dalam kehidupan nyata sudah tampak di depan mata kita,sebaliknya orang manca negara bahkan beberapa Universitas luar negeri aktif mempelajari budaya Jawa,ada sinden dari Amerika,bule londho yang fasih berbahasa Jawa,gamelan begitu antusias dipelajari mahasiswa seni negara kanada,Belanda.
Tradisi budaya Jawa masih dilestarikan mayarakat negara Suriname,Madagaskar.Kita bangsa Indonesia khususnya masyarakat yang menjujung budaya adiluhung harusnya malu apabila dengan bahasa dan budanyanya sendiri terasa asing,negara lain sebaliknya begitu mengenal budaya Nusantara.
AGUS ALFIAN
jAVANOLOGI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H