Awal Desember 2023 dunia perpolitikan Indonesia dihebohkan oleh pernyataan Ade Armando yang "menyerang" sistem pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai respon dari beberapa aksi yang dilakukan oleh para mahasiswa terkait dengan penolakan politik dinasti.
Pada pekan terakhir bulan November 2023 para mahasiswa dari beberapa kampus yang ada di Yogyakarta dan daerah lain melakukan aksi penolakan terhadap issu politik dinasti yang santer menjadi perbincangan publik terutama di media sosial, ini di latar belakangi oleh Mahkamah Konstitusi (MK) yang memutuskan perubahan Undang-undang terkait dengan syarat calon wakil presiden yang dinilai merupakan strategi memuluskan jalan Gibran Rakabuming Raka yang merupakan putra presiden jokowidodo untuk maju mengikuti kontestasi PILPRES 2024 sebagai calon wakil presiden dimana ketua MK pada saat itu adalah Anwar Usman yang merupakan adik ipar dari Presiden Jokowidodo alias paman dari Gibran Rakabuming Raka.
Salah satu aksi penolakan dilakukan oleh "Aliansi Jaga Demokrasi" Â dimana mereka menggelar aksi bertajuk "Mahasiswa Bersama rakyat tolak politik dinasti dan pelanggar HAM" di halaman kampus ISI Yogyakarta. Aksi yang dilakukan oleh gabungan dari 35 kampus yang ada di Yogyakarta dan Masyarakat umum ini menolak adanya praktik politik dinasti di negara Republik Indonesia, para peserta bahkan mengenakan topeng yang bergambar Anwar Usman sebagai simbol kegagalan demokrasi menjelang PILPRES 2024.
Merespon banyaknya aksi mahasiswa tersebut Ade Armando yang merupakan poitikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu menyebut bahwa BEM UI dan BEM UGM ironi, karena sesungguhnya Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempraktikkan politik dinasti (dikutip dari detikjogja 7/12/2023). Pernyataan tersebut di unggah melalui akun X oleh Ade Armando sendiri. Tidak memerlukan waktu yang lama video unggahannya itupun viral dan mendapat banyak kecaman dari Masyarakat luas khususnya masyarakat Yogyakarta sendiri.
Setelah viral PSI pun merespon dengan memberikan teguran keras terhadap kadernya tersebut, bahkan ketua umum PSI, Kaesang Pangarep secara langsung menegur kadernya yang di anggap tidak taat terhadap peraturan tersebut, meskipun Ade Armando sudah melakukan permohonan maaf melalui video yang diunggahnya, namun dampak dari pernyataan tersebut terus membesar bak bola salju.
(Dikutip dari Kompas.com 7/12/2023) salah satu dampak yang timbul dari polemik tersebut adalah turunnya elektabilitas PSI, pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Arya Budi mengatakan "Efek elektoral ada, jika sekarang misalnya di survei tentu itu berpengaruh ya. Apalagi cukup banyak Masyarakat yang terganggu dengan statement itu" (5/12/2023). Pernyataan tersebut didasari atas riset yang pernah ia lakukan bahwa 75% Masyarakat Yogyakarta setuju dengan keistimewaan jabatan gubernur yang turun temurun di DIY.
Selain itu buntut dari pernyataan Ade Armando tersebut adalah pembersihan simbol-simbol PSI yang ada di Yogyakarta, pernyataan ini disampaikan oleh Widihasto yang merupakan perwakilan Paguyuban Masyarakat Ngayogyakarta untuk Sinambungan Keistimewaan (PAMAN USMAN) pada senin 4/12/2023 dalam aksi demonstrasi yang digelar di depan kantor DPW PSI DIY (dikutip dari Republika.com 7/12/2023)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H