Mohon tunggu...
agus tusan
agus tusan Mohon Tunggu... -

dari bumi sangiran, berjalan tegak, tidak peduli suku, karena semua berasal dari satu. selalu bergejolak, tidak menolak atau mengelak, untuk apa yang terjadi kelak.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Masih Waras

14 Mei 2016   06:39 Diperbarui: 14 Mei 2016   07:40 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waras I

“Setiap orang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi menyalahgunakan kewenangan, KESEMPATAN atau SARANA YANG ADA padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara “

Dari bunyi peraturan di atas, Kemungkinan yang bisa terkena kasus adalah Ka Dinkes, sebab mempunyai kesempatan dan sarana (tempat) untuk membangun sebuah RS dengan tidak merugikan keuangan negara (MENG-IRIT). 

Bila ada alasan karena tekanan pun dan tahu itu salah harusnya langsung mundur tidak menunggu diganti (cuma budaya mundur belum terbiasa).

Waras II

Majunya Ahok memang menarik banyak perhatian dan serangan-serangan, yang tidak waras pasti akan menyerang profil ahok, profil yang banyak didengungkan adalah Keturunan Cina (Suku) dan Kristen (Agama/religi), banyak yang menyatakan bahwa ahok adalah double minoritas. Lha disini juga tidak waras. Apakah benar Ahok double minoritas?

Sampai saat ini saya tidak tahu jumlah Keturunan Cina (suku ahok) apakah memang paling sedikit, bagaimana bila dibandingkan dengan suku  Dhani, Asmat, Tengger, dayak dll, kalau memang masih lebih banyak berarti suku Dhani, asmat bukan hanya minoritas, tetapi mikro-ritas, nano-ritas.

Sampai saat ini saya juga tidak tahu jumlah Kristen (agama ahok) apakah memang paling sedikit, bagaimana bila dibandingkan dengan Katolik, Hindu, Budha, Konghucu? bila memang lebih sedikit lagi berarti sudah bukan minoritas lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun