Permainan dimana saja selalu menarik, baik nyata maupun Online.
Selalu ada yang menang dan ada yang kalah. Ada yang serius ada yang santai. Bagi yang serius, kekalahan adalah memalukan bahkan sampai kepada kerugian. Ada yang sampai hutang kepada warnet, dibayar bila dia sudah menang, atau mencapai level tertentu, atau mempunyai akun yang super sakti sehingga bisa dijual.
Facebook pun juga sangat fenomenal pada saat booming permainan poker. Banyak yang berbakat poker bisa sampai mempunyai rumah hanya dengan menjual akun yang mempunyai chip sampai Milyar.
Saya membayangkan bila di Kompas si anak ini, Akun bisa di jual belikan. Semisal akun yang sudah banyak tulisan, banyak di klik, akan mendapat SHARE 0,00000000....1 persen dari pendapatan iklan pengelola. Setiap akun ada tambahan akun semacam pay pal atau rekening maya yang bisa CONNECT ke toko-toko online. Pasti akan memverifikasi dengan sendirinya, kan ada bau uang.
Saya bermimpi, akun-akun orang terkenal di K ini bisa saya beli atau sewa murah gegara orang tersebut lagi sibuk sekian waktu di pulau terpencil misalnya.
Ide ini hanya humor semata.
Sedih dan salut juga dengan komunitas di Kompasiana ini sampai ibadah nggak khusuk (sama waktu main game online, sampai ibadah juga nggak khusuk). Rasa sosial yang begitu tinggi. Mau melayani obrolan orang-orang jompo, kesepian, pensiun kuasa dan juga menghabiskan waktu menghibur narapidana yang kesepian. Gak papa, agama juga mengajarkan kita untuk menderma atau melayani baik dengan uang atau waktu kepada orang yang membutuhkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H