Mohon tunggu...
ortega68
ortega68 Mohon Tunggu... -

Dari rakyat kecil dan berjuang untuk rakyat kecil

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

BBM Bersubsidi Tidak Ubahnya Mensubsidi Maling, dan Terkait Pilkada DKI Satu Serta Pemilu 2014

30 Maret 2012   14:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:14 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Benarkah rakyat disubsidi ?, pertanyaan ini timbul dari benak rakyat kecil yang menjerit, bukan dari demonstran yang anarkhis dengan merusak berbagai fasilitas pelayanan public (tampak dalam tayangan TV bagaimana demonstran memukuli lampu stopan dengan menggunakan sebatang kayu). Kata subsidi begitu diagungkan oleh kelompok kepentingan tanpa melihat dampak dari pola subsidi yang selama ini dilakukan Pemerinta dimana sebenarnya sama sekali tidak bermanfaat terhadap kemaslahatan umat.

Pernahkan mereka berhitung dari dana ratusan triliun subsidi minyak berapa persen yang di curi oleh para penyelundup?. Bisakah dipercaya kepolisian Negara dapat mengawasi sepenuhnya proses penjualan minyak bersubsidi?. Sedikit fakta, di sebuah kecamatan kecil saja pengusaha pensuplai minyak bersubsidi masih dapat menyelewengkan penjualan minyak bersubsidi dengan tanpa tersentuh hukum. Jika fenomena yang sama terjadi diseluruh penjuru tanah air dan terjadi transaksi penyelundupan di tengah laut, bisa dibayangkan berapa persen kerugian rakyat dan Negara karena penyelundupan minyaktersebut.

Minyak seharusnya nol dari subsidi, karena mensubsidi minyak sama halnya mensubsidi maling kelas kakap bahkan kelas dunia. Sebagai rakyat kecil, sedikit menganalisa sederhana, jika disparitas harga antara Indonesiadengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Timor Leste, Australia, dan sebagai jalur perdagangan internasional memungkinkan kapal-kapal dagang, tangker, kargo, dan sebagainya melintasi perairan Indonesia. Dengan demikian siapa yang tidak tergiur dengan murahnya BBM di Indonesia, selisih ratusan rupiah saja mereka tidak segan menggelitik oknum sindikat dalam tubuh Pemerintahan, BUMN Pertamina, penegak hukum apalagi selisih nominal harga BBM sampai ribuan rupiah.

Belum lagi oknum pengusaha domestic, yang jelas-jelas dalam kondisi genting ketika rakyat mulai panik karena naiknya harga BBM, mereka dengan beraninya melakukan penimbunan BBM bersubsidi, tentunya rakyat kecil berfikir kembali, jangan-jangan ketika kondisi tenang mereka lebih gila dalam mencuri minyak bersubsidi.

Seperti pepatah mengatakan “Sudah jatuh tertimpa tangga pula”, Negara ini sudah bobrok karena korupsi. kini atas dukungan demonstran dan partai yang komitmennya diragukan dalam membela rakyat untuk tetap mensubsidi BBM yang banyak dicuri oleh kaum kapitalis. Rakyat kecil menduga kisruh harga BBM adalah pencitraan partai-partai yang sedang berusaha merebut hati warga DKI agar seolah-olah mereka adalah pejuang rakyat atau lebih jauh lagi persiapan tahun 2014. Dengan kisruhnya DKI khususnya diharapkan rakyat semakin terhimpit dan kemudian mudah untuk tangkap umpan.

Ketika menulis, sebenarnya rakyat kecil gelisah karena BBM akan naik, namun justru kegelisahan yang dalam adalah mengapa masih ada keputusan subsidi BBM baik oleh pemerintah maupun anggota DPR, dan lebih parah lagi demo anarkhis untuk mempertahankan subsidi yang lebih besar, sungguh tidak realistis. “Maling teriak maling sembunyi di balik dinding, pengecut lari terkencing-kencing. Tikam dari belakang lawan lengah diterjang, kasak kusuk mencari kambing hitam”, demikian sekelumit syair dari lagu Iwan Fals yang merupakan idola rakyat kecil mengakhiri keluhan malam sabtu menjelang kenaikan BBM bersubsidi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun